Meskipun sebelumnya pernah ada isu bahwa hacker berhasil menyusup ke jaringan komputer Nasdaq, otoritas AS tak pernah menyampaikan informasinya secara spesifik. Dalam laporan Businessweek disebutkan, hacker Rusia menanamkan malware yang berpotensi mencuri data sekitar 4 tahun lalu. Tetapi, malware itu juga dapat menimbulkan kerusakan digital.
Belum jelas siapa hacker tersebut. Petugas FBI yang menyelidiki kasus ini mengatakan, mereka tak punya bukti cukup untuk menyimpulkan apakah pemerintah asing terlibat. Sementara itu, Businessweek menuduh pemerintah Rusia sebagai dalang, meskipun tuduhan itu langsung dibantah Rusia.
Orang yang mengetahui proses penyelidikan itu mengatakan, hacker yang meretas Nasdaq tampaknya bekerja sendiri, berasal dari St.Petersburg dengan nama Aleksadr Kalinin. FBI dan Secret Service mengetahui, Kalinin melakukan serangan tanpa henti terhadap Nasdaq antara tahun 2007 dan 2010.
Pihak Nasdaq sendiri sudah meyakinkan perusahaan yang terdafar bahwa hacker tak berhasil mencuri apa pun, dan bom digital itu nyatanya tak pernah meledak. "Kejadiannya empat tahun lalu, meskipun dilebih-lebihkan oleh Businessweek, hanya menegaskan apa yang kami sampaikan sebelumnya: bahwa tak ada platform atau engine perdagangan Nasdaq yang pernah disusupi, dan tak ada bukti pencurian dari meja direktur," kata Ryan Wells, juru bicara Nasdaq kepada CNN Money, Jumat (18/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News