BPJS Kesehatan masih memastikan kebenaran soal dugaan kebocoran data dari sistem instansinya.
BPJS Kesehatan masih memastikan kebenaran soal dugaan kebocoran data dari sistem instansinya.

BPJS Masih Telusuri Dugaan Kebocoran Data

Lufthi Anggraeni • 21 Mei 2021 11:17
Jakarta: Masyarakat Indonesia kembali dikejutkan oleh informasi terkait kebocoran data sebanyak 279 juta penduduk dan telah dijual secara online dan diduga berasal dari BPJS Kesehatan.
 
Kepala Humas BPJS Kesehatan, M Iqbal Anas Ma'ruf, menyebut BPJS Kesehatan masih melakukan penelusuran guna memastikan kebenaran rumor yang beredar, menyebut bahwa data yang diduga bocor tersebut berasal dari sistem milik instansinya.
 
“Saat ini kami sedang melakukan penelusuran lebih lanjut untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari BPJS Kesehatan atau bukan. Kami sudah mengerahkan tim khusus untuk sesegera mungkin melacak dan menemukan sumbernya,” ujar Iqbal.

Namun Iqbal menegaskan konsistensi BPJS Kesehatan dalam memastikan keamanan data peserta BPJS Kesehatan dilindungi sebaik-baiknya. BPJS Kesehatan juga menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen dalam menjamin kerahasiaan data peserta layanannya dengan menerapkan sistem pengamanan data ketat dan berlapis.
 
Sistem pengamanan tersebut diterapkan BPJS Kesehatan mengingat server instansinya menyimpan data berjumlah besar dan rumit, dan termasuk data peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
 
BPJS Kesehatan juga menegaskan bahwa pihaknya secara rutin berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam memastikan bahwa perlindungan yang diterapkan pada data peserta merupakan perlindungan yang lebih maksimal.
 
Sebagai pengingat, informasi menyoal kebocoran 279 juta data penduduk Indonesia ditemukan via unggahan tangkapan layar atau screenshot di platform Twitter, menyebut data yang mengalami kebocoran dan telah dijual tersebut termasuk data penduduk Indonesia yang telah meninggal.
 
Data penduduk Indonesia yang bocor tersebut meliputi nomor identitas kependudukan (NIK), nomor telepon, alamat, alamat email, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan data pribadi lainnya, meski data itu disebutkan tidak termasuk password.
 
Nama BPJS dicetuskan oleh sejumlah pakar dan perusahaan keamanan siber, yang merupakan kesimpulan sementara dari hasil penelusuran yang dilakukannya. Meskipun demikian, pakar keamanan itu menyebut masih membutuhkan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikannya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan