Saat Loon Copter sedang mengudara, ia beroperasi layaknya drone kebanyakan. Namun, ia juga dilengkapi dengan tangki Ballast layaknya sebuah kapal selam. Saat ia hendak mengapung di permukaan air, tangki ini dikosongkan. Tangki ini akan terisi ketika drone hendak menyelam.
Begitu menyelam, ia akan berputar 90 derajat dan menggunakan rotor miliknya untuk bergerak. Jika ia hendak kembali mengapung, maka Loon Copter akan mengeluarkan air yang ada dalam tangki Ballast. Di permukaan air, ia juga dapat lepas landas sebelum mengudara sekali lagi.
Prototipe pertama dari Loon Copter diuji coba di awal tahun 2015. Dikutip dari Mashable, versi terbaru dari drone ini berhasil masuk ke babak semi final dalam UAE Drones for Good Award, sebuah kompetisi yang babak finalnya diadakan di Dubai pada awal Februari.
Drone ini dapat digunakan untuk berbagai fungsi misalnya untuk mencari atau menyelematkan orang hilang oleh SAR. Ia juga memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan kendaraan biasa. Misalnya, ia lebih cepat dari sebuah kapal selam. Selain itu, ia tidak hanya dapat menyelam dan mengapung, tapi juga terbang.
Meskipun begitu, tim Oakland University percaya masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki dari drone ini. Beberapa hal yang menjadi prioritas mereka adalah menambahkan kemampuan untuk melakukan komunikasi secara nirkabel di bawah air dan navigasi di bawah air. Mereka juga ingin memperbarui desain lambung drone agar ia dapat menyelam dengan lebih efisien.
Inilah video dari Loon Copter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
