Dia menjelaskan, puluhan juta serangan yang muncul tahun lalu ini ternyata bukan berasal dari hacker atau oknum lain di luar negeri. “60 persen serangan ternyata berasal dari Indonesia sendiri, bukan dari luar negeri,” katanya di hadapan para tamu undangan, Kamis (30/4/2015).
Dari gambar di atas, Anda bisa melihat bahwa di tahun 2014, Indonesia memiliki sekitar 12 juta aktivitas malware, dengan 12 ribu merupakan insiden website. Dari jumlah 12 ribu ini, setidaknya ada 3 ribu serangan siber terhadap situs pemerintah alias yang menggunakan domain .go.id. “Secara index, Indonesia memiliki kekuatan siber cukup tinggi, yaitu peringkat 13 di dunia, dan peringkat 5 di Asia Pasifik.”
Peringkat kemanan siber ini memiliki lima kriteria berdasarkan Global Cyber Security Index (ITU, ABI Research), yaitu Legal, Teknis, Kelembagaan, Peningkatan Kapasitas, dan Kerja Sama. Kolaborasi menjadi satu aspek yang ditekankan oleh ID-SIRTII, salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan keamanan siber secara rutin tanpa dipungut biaya. “Biasanya pelatihan security itu harganya mahal.” imbuhnya.
Sambil memberikan data statistik terkait keamanan siber Indonesia, dia juga menjelaskan bahwa secara global, dalam satu menit terdapat 20 unit PC yang mengalami kebocoran data, ditambah dengan 416 uji coba serangan. Jumlah ini bisa terus meningkat jika perusahaan tidak mengimbanginya dengan sistem keamanan yang diperbarui secara rutin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News