Kesuksesan di Asia Tenggara bisa membantu bisnis Amazon. (TechCrunch)
Kesuksesan di Asia Tenggara bisa membantu bisnis Amazon. (TechCrunch)

Amazon Sulit Masuk Asia Tenggara, Kenapa?

Ellavie Ichlasa Amalia • 18 Agustus 2017 13:15
medcom.id: Dalam perang dingin antara dua raksasa e-commerce, Amazon dan Alibaba, Asia Tenggara akan menjadi fokus keduanya dalam beberapa tahun ke depan. 
 
Tahun lalu, Alibaba telah menguasai saham Lazada, yang beroperasi di 6 negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kemarin, Alibaba baru saja menanamkan investasi di Tokopedia, menjadikannya sebagai pemegang saham minoritas. 
 
Sementara itu, Amazon, raksasa e-commerce asal Amerika Serikat, berusaha untuk masuk ke Asia Tenggara melalui Singapura pada akhir bulan Juli lalu, menurut sumber TechCrunch. Ketika itu, disebutkan, Amazon akan meluncurkan Amazon Prime, layanan pengantaran kilat Amazon Prime Now, dan layanan e-commerce Amazon di Singapura, yang memiliki populasi 5 juta orang. 

Berita tentang ketertarikan Amazon untuk masuk ke Asia Tenggara telah beredar pada bulan November tahun lalu. Pada awalnya, Amazon berencana untuk masuk ke Asia Tenggara pada Q1 2017. Namun, rencana itu tertunda karena adanya masalah yang tidak terduga. 
 
Tahun ini, Amazon tidak hanya berusaha untuk memperluas wilayah jangkauan mereka, tapi juga memperkaya layanan mereka. Setelah melakukan ekspansi ke Timur Tengah dengan mengakuisisi Souq.com, Amazon juga berencana untuk masuk ke Australia dan telah membeli Whole Foods di negara asalnya. Kini, mereka tertarik untuk masuk ke Asia Tenggara, yang memiliki penduduk 600 juta orang, tempat yang juga menarik perhatian Alibaba dan Tencent.
 
Alibaba masuk ke pasar Asia Tenggara dengan membeli saham Lazada tahun lalu, menjadikannya sebagai pemegang saham mayoritas. Sejak saat itu, Alibaba telah membeli lebih banyak saham Lazada sehingga mereka menguasai 83 persen saham Lazada. 
 
Jika sukses masuk ke pasar Asia Tenggara, ini bisa membantu Amazon dalam bisnisnya secara internasional. Saat ini, Amazon sangat menggantungkan diri pada pendapatan dari AS. Amazon memang berhasil menjadi pemain e-commerce terbesar kedua di India, tapi, mereka gagal untuk meniru kesuksesan ini di kawasan lain, termasuk Tiongkok dan Uni Eropa.
 
Untuk sukses di Asia Tenggara, ada beberapa masalah yang Amazon harus hadapi. Salah satunya terkait infrastruktur transportasi dan banyaknya masyarakat yang belum memiliki rekening bank. Amazon bisa saja membuat mobile wallet, sama seperti yang mereka lakukan di India. Namun, hal ini akan memakan waktu karena mereka harus bisa mendapatkan restu dari masing-masing pemerintah. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan