Hal itu terungkap dalam webinar bertema ‘Menangkal Radikalisme di Ruang Digital Jelang Pesta Demokrasi’ yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Kamis, 10 November 2022.
“Mengapa masyarakat mudah terpapar konten radikalisme? Penyebab utamanya adalah mudahnya akses dan deras arus informasi dan komunikasi di era digital, termasuk mudahnya penyebaran konten radikalisme di ruang digital,” kata Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UNITRI Malang Asfira Rachmad Rinata.
Dampak dari radikalisme tersebut, menurut Asfira, masifnya ujaran kebencian dan penyebaran kabar bohong di media sosial. Dampak lain mengarah pada kegiatan terorisme dan masifnya perekrutan kelompok teror. Selain itu, radikalisme turut mempengaruhi kualitas toleransi antarumat beragama yang menurun.
Asfira menyebut perlunya penanganan konten radikalisme dan terorisme yang tepat. Apabila ditemukan konten semacam itu, masyarakat harus melaporkan ke instansi berwenang agar ditindaklanjuti.
Selain itu, setiap informasi yang beredar di ruang digital maupun di media sosial sebaiknya diverifikasi lebih lanjut.
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UPRI Makassar Andi Asyhary J. Arsyad mengatakan, agar terhindar dari radikalisme di ruang digital, masyarakat harus sabar, teliti, dan memverifikasi setiap informasi yang ada.
Kemudian, merefleksikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal toleransi. Kolaborasi antarumat beragama juga penting untuk melawan paham radikalisme secara bersama-sama.
“Kalau ditemukan konten radikalisme di ruang digital, segera laporkan ke aparat berwenang. Sebarkan konten untuk melawan paham radikalisme di ruang digital,” ujar Andi.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Relawan TIK Provinsi Bali Ni Kadek Dwi Febriani mengatakan, generasi muda bisa berperan menangkal radikalisme di ruang digital. Caranya, memperbanyak produksi konten budaya dan keragaman di Indonesia yang menyangkut kehidupan sehari-hari.
Cerita seni dan budaya Indonesia yang amat kaya bisa didistribusikan lewat beragam platform media sosial yang ada.
“Dunia digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat belajar, dan berinteraksi yang berlandaskan Pancasila,” kata Ni Kadek.
Program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Program ini tidak hanya bertujuan menciptakan komunitas cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News