Ilustrasi.
Ilustrasi.

Krisis Harga RAM Global: Lonjakan Permintaan AI Bikin Harga Melambung Hingga 100%

Cahyandaru Kuncorojati • 11 Desember 2025 10:05
Jakarta: Pasar teknologi global tengah diguncang oleh krisis pasokan DRAM (Dynamic Random Access Memory) yang menyebabkan harga RAM melonjak drastis hingga lebih dari 100% dalam tiga bulan terakhir. 
 
Fenomena ini, seperti dilaporkan Windows Central, disebabkan oleh ledakan permintaan dari industri kecerdasan buatan (AI) yang menyerap hampir seluruh pasokan memori dari pabrikan besar dunia.
 

Permintaan AI Jadi Pemicu Utama

Selama beberapa tahun terakhir, pasar RAM cenderung stabil. Namun, gelombang investasi besar-besaran di sektor AI mengubah situasi secara drastis. 
 
Perusahaan teknologi raksasa seperti OpenAI, Google, dan Nvidia kini berlomba membangun pusat data (data center) berkapasitas tinggi untuk melatih model AI. Proyek-proyek tersebut membutuhkan memori berkecepatan tinggi seperti DDR5 dan HBM (High Bandwidth Memory) dalam jumlah besar, jenis yang sama digunakan pada RAM konsumen.

Tiga produsen utama RAM dunia yaitu Samsung, SK hynix, dan Micron kini lebih memprioritaskan pengiriman ke sektor AI dibanding pasar konsumen. Akibatnya, stok untuk perangkat umum seperti PC, laptop, dan smartphone menyusut tajam, mendorong harga RAM melonjak hingga empat kali lipat.
 
Sebagai ilustrasi, modul Corsair Vengeance DDR5 64GB yang sebelumnya dijual sekitar USD 204,99 kini menembus USD 879,99 (kisaran Rp14,6 juta) dalam waktu kurang dari tiga bulan. Kondisi ini memicu panic buying dan kelangkaan stok di berbagai pasar dunia.
 

Micron Hengkang dari Pasar Konsumen

Krisis semakin parah setelah Micron Technology, salah satu dari tiga raksasa produsen DRAM mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan lini produk konsumen “Crucial” mulai Februari 2026. Langkah ini diambil untuk mengalihkan kapasitas produksi ke sektor data center dan AI enterprise yang dianggap lebih menguntungkan.
 
“Pertumbuhan pesat di sektor AI mendorong lonjakan kebutuhan memori dan penyimpanan. Kami mengambil keputusan sulit untuk keluar dari bisnis konsumen demi fokus pada pelanggan strategis di sektor yang tumbuh lebih cepat,” ujar Sumit Sadana, EVP & Chief Business Officer Micron, dalam pernyataan resminya.
 
Dengan hengkangnya Micron, pasar RAM kini praktis hanya bergantung pada Samsung dan SK hynix. Namun, meskipun kedua perusahaan berencana meningkatkan kapasitas produksi DRAM pada 2026, sebagian besar hasilnya tetap akan dialokasikan untuk kebutuhan AI, bukan untuk perangkat konsumen.
 

Dampak Luas di Dunia Teknologi

Kenaikan harga RAM kini berdampak pada berbagai lini produk teknologi. Produsen PC rakitan seperti Maingear dan CyberPowerPC sudah menaikkan harga sistem mereka akibat biaya memori yang membengkak.
 
Laporan TrendForce menyebutkan bahwa Dell akan menaikkan harga PC sebesar 15–20% pada pertengahan Desember 2025, sementara Lenovo memperingatkan bahwa seluruh daftar harga mereka akan direvisi pada 1 Januari 2026. CEO HP, Enrique Lores, bahkan menilai harga komputer pribadi bisa terus naik hingga paruh kedua 2026 jika krisis DRAM tidak kunjung membaik.
 
Tak hanya RAM, pasar NAND Flash, chip memori yang digunakan pada SSD dan penyimpanan digital, juga mulai terdampak. Permintaan kontrak untuk NAND meningkat hingga 60% pada November 2025, sebagian besar juga karena pesanan untuk server dan data center AI.
 

Kapan Krisis RAM Berakhir?

Para analis memperkirakan bahwa krisis memori ini bisa berlangsung hingga 2028, setidaknya sampai pabrik-pabrik baru mulai beroperasi. Micron sendiri telah menginvestasikan USD 10 miliar untuk membangun fasilitas baru di Jepang, namun produksi chip diperkirakan baru dimulai pada paruh kedua 2028.
 
Menurut Gerry Chen, General Manager Team Group, harga kontrak DRAM sudah naik antara 80% hingga 100% pada Desember 2025, menandai awal dari “siklus kenaikan harga memori multi-tahun.”
 
Satu-satunya skenario yang bisa menghentikan krisis ini adalah jika “gelembung AI” mulai mereda, yang akan menurunkan permintaan untuk DRAM dan NAND secara signifikan. 
 
Namun, selama investasi AI terus meningkat, harga memori kemungkinan akan tetap tinggi dan memengaruhi harga semua perangkat teknologi, mulai dari PC hingga smartphone.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan