Sebelum ini, mereka telah melakukan program percobaan untuk menggunakan VR sebagai alat latihan. Kurikulum yang digunakan dibuat oleh Strivr, perusahaan yang sebelum ini membantu para pemain NFL untuk berlatih dengan VR.
Para pegawai Walmart baru akan diminta memakai Oculus Rift dan menghadapi berbagai skenario yang berbeda. Mereka lalu diminta untuk membuat keputusan sederhana berdasarkan apa yang mereka lihat. Nantinya, Strivr dan Walmart ingin menggunakan program ini ke semua toko mereka dan tidak sekadar akademis, lapor The Verge.
Simulasi pelatihan memang sudah menjadi bagian dari penggunaan VR sejak awal. Namun, biasanya, VR digunakan untuk pelatihan militer atau pekerjaan pabrik daripada pelatihan melayani konsumen.
Tujuan dari latihan ini, kata CEO Strivr, Derek Belch, adalah untuk melatih pegawai terkait skenario yang sulit untuk disimulasikan, seperti cara mengatasi tumpahan air atau persiapan diri menghadapi keramaian saat Black Friday.
"Kami menggunakan computer vision untuk memetakan kejadian, sehingga kami tahu kemana seseorang melihat," ujar Belch. Pegawai yang menggunakan headset VR dapat melihat ke sekitarnya untuk menemukan tumpahan air sebelum menjawab pertanyaan terkait dampak pada toko.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh Strivr dan Walmart adalah headset VR premium seperti Oculus Rift mahal dan membutuhkan tempat luas. Karena itulah, untuk saat ini, hanya satu orang yang akan berlatih menggunakan headset VR, sementara peserta yang lain akan menonton apa yang terjadi pada layar.
"Idealnya, semua orang bisa menggunakan headset VR," ujar Belch. "Tapi VR belum berkembang sampai sana. Bahkan dengan perangkat mobile, ada banyak tantangan untuk memberikan hardware pada semua orang." Itulah mengapa sekarang, VR hanya menjadi bagian kecil dari pelatihan Walmart.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News