Kunjungan ini menjadi kesempatan langka bagi media untuk melihat langsung bagaimana Dyson memadukan inovasi desain modern dengan pelestarian warisan sejarah. Kantor pusat yang terletak di dekat Vivo City ini menempati sebuah bangunan berusia hampir satu abad yang telah ditetapkan sebagai monumen nasional oleh pemerintah Singapura.
Status tersebut membuat proses renovasi menjadi tantangan tersendiri. Setiap perubahan yang dilakukan harus sepenuhnya reversibel—artinya, semua elemen tambahan dapat dilepas tanpa merusak struktur asli bangunan.
Dalam tur yang dipandu langsung oleh tim desain Dyson, para jurnalis diajak memahami konsep "building within a building” yang diterapkan. Alih-alih mengubah struktur lama, Dyson membangun ruang kerja modern di dalam kerangka bangunan bersejarah tersebut. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan mempertahankan keaslian arsitektur kolonial sambil menyediakan fasilitas kerja yang canggih.

Para jurnalis dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam diajak berkeliling ke berbagai area, mulai dari ruang riset dan pengembangan, laboratorium pengujian produk, hingga area kolaborasi terbuka. Setiap ruang dirancang untuk mendorong interaksi lintas tim, dengan dukungan teknologi mutakhir yang menjadi ciri khas Dyson.
Poin utama dari kunjungan atau tur kantor ini adalah memperlihatkan sejarah dan perkembangan Dyson. Awal mula Dyson dimulai pada akhir 1970-an ketika James Dyson, frustrasi dengan penyedot debu tradisional yang kantongnya mudah tersumbat.
Ia kemudian melihat prinsip pemisahan siklon pada penggergajian kayu dan mengaplikasikannya pada penyedot debu. Setelah mengembangkan prototipe dan mendirikan Dyson Ltd. pada tahun 1991, perusahaan ini merilis penyedot debu tanpa kantong pertamanya, DC01, pada tahun 1993.

Dari sini, inovasi terus berjalan sampai menciptakan beberapa varian penyedot debu yang desainnya makin ringkas dan efisien. Kipas juga merupakan produk uniknya, dan mereka merupakan yang pertama memperkenalkan konsep tanpa baling. Portofolio akhirnya meluas ke vacuum bot, pengering tangan, pengering rambut, hingga yang terbaru ada headset. Bahkan, mereka juga merilis air purifier yang desainnya spesial.
Salah satu daya tarik utama tur ini adalah bagaimana Dyson mempertahankan elemen-elemen asli bangunan, seperti fasad, jendela besar bergaya kolonial, dan langit-langit tinggi, sambil menambahkan sentuhan modern seperti pencahayaan hemat energi, sistem sirkulasi udara pintar, dan material ramah lingkungan.

Pemilihan Singapura sebagai kantor pusat bukan tanpa alasan. Negara ini menjadi hub penting bagi operasi Dyson di kawasan Asia, dengan akses mudah ke pasar-pasar utama dan ekosistem teknologi yang berkembang pesat. Kehadiran kantor pusat di sini juga memperkuat komitmen Dyson terhadap inovasi di wilayah Asia Pasifik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News