Padahal, sebagian besar gambar tersebut sebenarnya adalah kreasi dari teknologi AI, khususnya menggunakan Gemini AI dari Google. Tren ini menarik karena hasilnya terlihat sangat realistis, dengan latar terang atau gelap dengan tirai putih, efek lampu kilat, sedikit blur ala foto instan, dan pose natural membuat banyak orang sulit membedakan mana foto nyata dan mana hasil AI.
Unsur foto Polaroid khas dengan bingkai putih dan efek instan memperkuat impresi nostalgia dan keaslian. Untuk kamu yang tertarik ikut tren ini, berikut langkah praktis berdasarkan panduan yang bisa dilakukan.
Siapkan dua foto
Satu foto dirimu sendiri, selfie atau setengah badan, dengan pencahayaan baik dan wajah jelas, tidak tertutup aksesori seperti masker atau kacamata hitam. Siapkan juga satu foto idol K-Pop favorit kamu, juga menghadap depan dan tersusun rapi.Gunakan Gemini AI
– Buka aplikasi Gemini ai atau versi web di browser jika tersedia.– Lampirkan kedua foto yang sudah disiapkan.
– Masukkan prompt teks atau perintah yang mendeskripsikan suasana yang diinginkan, seperti latar belakang tirai putih, efek lampu kilat indoor, sedikit blur, pose dari pinggang ke atas, proporsi tubuh yang wajar, tidak mengubah wajah/subjek.
Generate dan edit jika perlu
Setelah prompt dikirim, AI akan memproses gambar. Bila ada bagian yang kurang sesuai, misalnya lampu kilat terlalu terang atau blur terlalu banyak, ada beberapa aplikasi yang memungkinkan kamu melakukan edit ringan, atau kamu bisa memberikan ulang prompt. Unduh hasilnya kemudian bisa dibagikan ke media sosial.Sementara itu, berikut contoh prompt yang sering digunakan pengguna layanan kecerdasan buatan (AI) agar foto ala Polaroid dengan idol K-Pop tampak maksimal.
1. Buatlah gambar yang diambil dengan kamera Polaroid. Foto tersebut harus terlihat seperti foto biasa, tanpa subjek atau properti yang jelas. Efek blur dan lampu kilat ruangan gelap tersebar di seluruh foto. Jangan ubah wajah. Ganti latar belakang menjadi tirai putih. Dengan pria itu menyentuh kepala saya.
2. Foto cewek adalah foto saya. Buatkan gambar yang diambil dari kamera Polaroid. Foto tersebut harus terlihat seperti foto biasa, tanpa subjek atau properti yang jelas. Foto tersebut harus memiliki efek blur. Kasih efek lampu kilat dari ruangan gelap, yang tersebar di seluruh foto. Jangan ubah wajah. Ganti latar belakang di belakang kedua orang tersebut dengan tirai putih. Dengan kepala saya menyandar ke cowok. ekspresi muka saya dan cowok datar tanpa senyum.
3. Foto di perpustakaan, sudut dari rak buku. Kita duduk berdua sambil lihat laptop. Ada dua cup kopi dan beberapa buku catatan kuliah. Tidak ada perubahan wajah. Pencahayaan stabil, sedikit blur, terlihat alami.
4. Foto cewek adalah foto saya. Buatkan gambar yang diambil dari kamera Polaroid. Foto tersebut harus terlihat seperti foto biasa, tanpa subjek atau properti yang jelas. Foto tersebut harus memiliki efek blur. Kasih efek lampu kilat dari ruangan gelap, yang tersebar di seluruh foto. Jangan ubah wajah. Ganti latar belakang di belakang kedua orang tersebut dengan tirai putih. Dengan cowok itu memeluk saya.
Kamu juga bisa berimajinasi dan berkreasi untuk memodifikasi prompt, termasuk dengan mengubah detail pose, seperti memeluk, menggenggam tangan, menjadi jari telunjuk dan jempol dari cowok dan cewek saling berdekatan membentuk simbol hati, atau sebagainya.
Hal ini menjadi tren di kalangan masyarakat berkat beberapa faktor, termasuk nostalgia dan estetika polaroid. Nuansa bingkai putih, efek kilat, dan blur ringan membawa kesan foto jadul yang hangat dan personal. Karenanya, banyak orang menyukai foto mereka tampil seperti kenangan instan.
Selain itu, Gemini AI membuat proses ini jadi mudah karena cukup pakai prompt dan mengunggah dua foto, sehingga masyarakat yang ingin mencoba tidak membutuhkan skill edit profesional. Selain itu, bagi penggemar yang belum pernah kesempatan bertemu langsung atau di meet & greet, foto ala AI ini menjadi semacam fantasi visual, sehingga mereka bisa merasakan kenangan seolah bertemu idol.
Kemudahan membagikan hasil ke TikTok, Instagram, X, dan lainnya, serta sering mendapat banyak like atau respon karena efek kagum karena hasil tampak realistis turut menjadi alasan hal ini menjadi tren.
Kendati menyenangkan, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, seperti hak cipta & foto Idol. Menggunakan wajah idol atau tokoh publik dalam gambar AI bisa menyangkut isu hak kekayaan intelektual, terutama jika hasil foto dipublikasikan secara komersial atau dijual.
Masyarakat juga perlu memperhatikan potensi penyalahgunaan hasil foto jika gambar serupa digunakan dengan maksud menyesatkan, misalnya diklaim asli, atau menjadi bahan untuk konten yang tidak menjaga privasi idol.
Selain itu, masyarakat juga perlu memperhatikan keamanan data, sebab foto yang diunggah ke platform AI bisa tersimpan di server pihak ketiga. Karenanya, kamu perlu memastikan menggunakan aplikasi aman dan memperhatikan kebijakan privasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News