Rencana Samsung untuk mengakuisisi Harman senilai USD8 miliar (Rp107 triliun) menghadapi oposisi dari investor dari perusahaan pembuat bagian mobil asal Amerika Serikat.
Kepada Wall Street Journal, Alexander Roopers berkata, Atlantic Investment Management yang dia dirikan dan memiliki 2,3 persen saham di Harman per akhir September lalu, berencana untuk tidak menyetujui akuisisi ini dengan alasan Harman memiliki nilai yang lebih tinggi dari yang Samsung tawarkan.
Roopers mungkin tidak memiliki saham yang cukup besar untuk mengubah jalannya pemungutan suara, tapi tidak tertutup kemungkinan, para investor Harman akan meminta Samsung menaikkan harga akuisisinya.
Rencana akuisisi Harman oleh Samsung muncul ketika banyak perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi di industri otomotif. Pada bulan Oktober, Qualcomm setuju untuk membeli NXP Semiconductors senilai USD39 miliar (Rp496 triliun). Sementara Panasonic dari Jepang berencana untuk membeli pembuat lampu depan asal Austria, ZKW Group.
Faktanya, ada sebuah perusahaan lain yang juga tertarik untuk mengakuisisi Harman. Perusahaan tak bernama ini berencana untuk membeli semua saham Harman dengan nilai USD115 per saham, sehingga tawarannya sedikit lebih tinggi dari Samsung. Namun, diskusi antara perusahaan itu dan Harman terhenti ketika harga saham perusahaan yang hendak membeli itu jatuh.
Mengingat perusahaan itu hanya dapat menawarkan akuisisi dalam bentuk all-stock, kecil kemungkinan mereka dapat mengalahkan penawaran all-cash dari Samsung.
Namun, perusahaan-perusahaan besar yang juga memiliki cadangan dana besar, seperti Microsoft, Alphabet (perusahaan induk Google) atau Apple memiliki kesempatan untuk mengalahkan Samsung. Dan semua perusahaan itu ingin ikut berperan dalam mendesain mobil generasi berikutnya.
Samsung, yang memiliki bisnis komponen yang besar, mungkin memang bisa bersinergi dengan lebih baik dengan Harman, tapi tidak tertutup kemungkinan, perusahaan-perusahaan raksasa yang tidak kekurangan uang itu memutuskan untuk melakukan akuisisi.
Meskipun begitu, Samsung menetapkan klausa "no-shop", yang berarti, Harman tidak bisa mencari penawaran lain ketika proses akuisisi berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News