Puluhan pekerja Amazon dan Microsoft tertangkap terkait kasus prostitusi. (AP Photo / Reed Saxon, File)
Puluhan pekerja Amazon dan Microsoft tertangkap terkait kasus prostitusi. (AP Photo / Reed Saxon, File)

Pegawai Amazon dan Microsoft Tertangkap di Penggerebekan Prostitusi?

Ellavie Ichlasa Amalia • 26 Desember 2017 11:55
Jakarta: Industri teknologi cukup identik dengan seksisme, tapi laporan dari Newsweek menunjukkan bahwa industri itu memiliki masalah lain yang lebih serius.
 
Media tersebut mendapatkan sekumpulan email yang dikirimkan ke rumah bordil dan para mucikari sejak 2014 sampai 2016. Kumpulan email tersebut menunjukkan orang-orang yang menjadi pelanggan dari para pekerja seks komersial atau PSK yang merupakan korban perdagangan manusia. 
 
Dari kumpulan email yang didapatkan dengan meminta catatan publik King County Prosecutor's Office, sebanyak 67 email dikirimkan dari akun email pegawai Microsoft, 63 dari akun Amazon dan puluhan email dikirimkan dari perusahaan-perusahaan seperti Boeing, T-Mobile, Oracle dan perusahaan-perusahaan teknologi lokal di Seattle, lapor Engadget

Sebagian email itu didapatkan dalam sebuah penggerebekan pada 2015 yang menargetkan forum ulasan PSK yang berujung pada penangkapan 18 orang, termasuk direktur Amazon dan Microsoft.
 
Industri seks Seattle tumbuh berkembang bersamaan dengan berkembangnya industri teknologi. Pihak berwajib menyebutkan bahwa beberapa orang menghabiskan uang hingga USD50 ribu (Rp677 juta) per tahun untuk layanan PSK. 
 
Rumah bordil biasanya menekankan seberapa dekat tempat mereka dengan kantor-kantor perusahaan teknologi. Alex Trouteaud, Director of Policy and Research dari Demand Abolition, organisasi anti-perdagangan manusia berkata pada Newsweek bahwa industri teknologi memiliki "budaya yang mendorong perdagangan manusia."
 
"Selama ini, Microsoft selalu bekerja sama dengan penegak hukum dan badan lain untuk melawan perdagangan pekerja seks dan topik terkait lain serta kami punya pekerja yang merelakan waktu dan uangnya untuk melawan isu ini," kata Microsoft pada Newsweek.
 
"Tindakan pribadi yang dilakukan sebagian kecil dari 125 ribu pekerja kami tidak mencerminkan budaya kami."
 
"Tidak ada perusahaan yang kebal akan situasi kurang baik ketika pekerjanya melakukan tindakan tak bermoral atau melanggar hukum. Ketika itu terjadi, kami meninjau tindakan yang dilakukan dan mengambil tindakan yang sesuai."
 
Microsoft menegaskan pada para karyawan bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk bertindak dengan integritas dan berlaku sesuai moral dan hukum setiap saat. Jika tidak, mereka akan kehilangan pekerjaan.
 
Sementara itu, Amazon berkata bahwa mereka sedang menyelidiki kasus ini. "Ketika Amazon menduga bahwa seorang pekerja menggunakan uang atau sumber daya perusahaan untuk melakukan tindakan kriminal, perusahaan segera menyelidiki dan mengambil tindakan yang sesuai, termasuk pemecatan. Perusahaan juga akan membawa masalah ini pada penegak hukum," ujar Amazon. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan