Sementara itu, jika dibandingkan dengan peramban yang menggunakan ekstensi pemblokir iklan, peramban Opera dapat membuka halaman situs hingga 40 persen lebih cepat. Pihak Opera menjelaskan, hal ini dapat dilakukan karena pada peramban Opera, proses pemblokiran terjadi pada level web-engine, yang memberikan kendali penuh atas proses loading halaman situs. Dan hal inilah yang tidak dimiliki oleh ekstensi pemblokir pihak ketiga.
“Iklan memang menghidupkan internet, memungkinkan banyak layanan bisa disediakan secara gratis untuk pengguna. Tapi, sebagaimana ditunjukkan riset terbaru kami, kebanyakan halaman web saat ini secara signifikan diperlambat oleh banyaknya iklan dan tracking,” ujar Krystian Kolondra, SVP of Engineering and Head of Opera for Computers.

Pengguna dapat mengaktifkan fitur ini dalam opsi dialog. Fitur ad-blocking pada peramban Opera ini juga dilengkapi dengan tolok ukur sehingga pengguna, pembuat situs atau penerbit konten dapat melihat berapa banyak iklan dan software tracking yang memperlambat waktu loading sebuah situs.
Angka pengguna adblocker meningkat hingga 41 persen di seluruh dunia pada kuartal kedua 2015 jika dibandingkan pada kuartal yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa adblocker telah menjadi semakin populer. Dan hal inilah yang mendorong Opera untuk mengintegrasikan fitur pemblokiran iklan pada peramban miliknya.
Menurut Business Insider, Opera menyebutkan bahwa peramban Opera ini ditujukan untuk para pengembang software dan juga orang-orang yang antusias untuk menggunakan teknologi baru. Meskipun begitu, mereka berencana untuk menawarkan fitur ini pada peramban PC dan juga ponsel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id