Selain itu, GSM Arena melaporkan bahwa pengguna dalam jumlah kecil ini juga menyebut layanan ini ditawarkan dengan harga berbeda. Layanan streaming ini mencoba menawarkan harga terbaik.
Sejumlah pengguna menemukan Spotify Plus menawarkan layanan bulanan seharga USD1 (Rp14.339), sepersepuluh dari layanan Premium seharga USD10 (Rp143.990) per bulan. Namun, Plus merupakan perpaduan antara layanan Free dan Premium, meski sebagian besar dari layanan Gratis dengan sejumlah batasan dihilangkan.
Sebagai konteks, layanan Free memungkinkan pengguna mendengarkan album apapun namun hanya diputar secara acak dan menjadi permasalahan karena hanya memiliki jumlah skip terbatas, pengguna hanya dapat melewati enam lagu setiap jam.
Tersedia juga playlist, sebagai contoh Discover Weekly, memungkinkan pengguna memilih lagu yang diinginkan, namun playlist lain dihimpun atau dikurasi oleh Spotify. Jika pengguna membuat playlist sendiri, daftar tersebut akan kembali diputar secara acak.
Dengan demikian, celah ini diisi oleh Plus, layanan yang masih didukung iklan namun pengguna masih dapat memutar lagu apapun yang diinginkan dan melewati lagu sebanyak yang pengguna mau.
Sayangnya, Plus ditawarkan pada pengguna secara acak, sehingga tidak semua pengguna dapat mencoba jika beruntung. Spotify mengonfirmasi bahwa mereka tengah menguji paket layanan berlangganan yang didukung iklan, namun tidak mengungkap informasi lebih detail.
Pengguna Spotify diimbau untuk tidak terlalu berharap mengingat Plus masih dalam fase pengujian dan berpeluang untuk tidak pernah secara resmi dirilis kepada pengguna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News