WHO bekerja sama dengan Facebook meluncurkan layanan informasi COVID-19 di Messenger.
WHO bekerja sama dengan Facebook meluncurkan layanan informasi COVID-19 di Messenger.

WHO Luncurkan Chatbot Facebook Messenger

Lufthi Anggraeni • 16 April 2020 15:12
Jakarta: World Health Organization (WHO) bekerja sama dengan Facebook dalam peluncuran layanan serupa chatbot, memungkinkan pengguna mengirimkannya pesan untuk memperoleh informasi terkait asal dari virus korona.
 
Phone Arena melaporkan bahwa setelah mengirimkan pesan kepada layanan WHO ini dan memilih bahasa yang diinginkan, pengguna Facebook Messenger dapat memilih sejumlah topik terkait COVID-19 untuk dipelajari secara lebih lanjut.
 
Topik tersebut termasuk angka terbaru dari kasus positif COVID-19 di seluruh dunia, cara melindungi diri selama pandemik, berita dan lainnya. Melalui layanan ini, WHO berharap dapat memperluas cakupan mereka ke masyarakat di seluruh dunia.

Selain itu, WHO juga berharap lebih banyak masyarakat mendapatkan informasi faktual menyoal topik dan kejadian terkait virus korona.
 
Facebook menyebut WHO akan memanfaatkan jangkauan Messenger ke lebih dari 1,3 miliar pengguna bulannya, yang kini dapat memanfaatkan layanan sederhana namun bermanfaat ini.
 
Facebook juga menyebut bahwa di wilayah dengan kasus positif COVID-19 terbanyak, penggunaan aplikasi Facebook mengalami peningkatan hingga lebih dari 50 persen.
 
Tidak hanya Facebook, sejumlah perusahaan berbasis di Silicon Valley telah menunjukan upaya untuk mendukung pengguna mereka selama periode jaga jarak dan ketidakstabilan secara finansial ini.
 
Pekan lalu, Google mulai menawarkan layanan premium Google Meet secara gratis hingga akhir tahun 2020. Dan meski Facebook Messenger menjadi layanan yang paling banyak digunakan keluarga dan rekan untuk tetap dapat berkomunikasi, Meet mencakup pengguna di sektor bisnis dan edukasi.
 
Pemanfaatan internet mengalami peningkatan selama beberapa bulan terakhir, dengan layanan streaming seperti Netflix, HBO Now, dan Disney+ mengalami peningkatan signifikan dalam hal jumlah pelanggan baru, karena masyarakat berusaha menghabiskan waktu dengan menikmati hiburan online.
 
Dengan peningkatan trafik di situs, muncul peluang untuk memperlambat dan mengurangi stabilitas web akibat kepadatan jaringan. Pada akhir bulan Maret lalu, Facebook dan Instagram menurunkan kualitas video, diikuti YouTube, menurunkan standar definisi, sebagai upaya untuk mengurangi jejak internet.
 
Tindakan ini diharapkan dapat menjaga stabilitas dan aksesibilitas internet, sebab saat ini, internet menjadi infrastruktur terpenting dan sangat dibutuhkan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan