Tentu saja, jika energi tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik maka akan membuat penanganan limbah nuklir menjadi jauh lebih efisien dari sebelumnya.
Pada reaktor nuklir, logam uranium yang memiliki isotop tidak stabil diproses melalui metode fisi nuklir sehingga menghasilkan panas yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin. Proses fisi nuklir tersebut pada akhirnya menghasilkan limbah nuklir berupa inti grafit yang masih memancarkan radiasi nuklir.
Hingga saat ini, limbah tersebut disimpan di fasilitas khusus namun limbah tersebut perlu waktu hingga lebih dari 5.700 tahun hingga radiasinya hilang.
Menurut Futurism, ilmuwan dari University of Bristol Cabot Institute menemukan cara untuk mengatasi limbah nuklir tersebut. Mereka memproses ulang limbah grafit tersebut di suhu yang sangat tinggi dan tekanan sangat rendah hingga berubah menjadi berlian buatan. Belakangan diketahui berlian buatan tersebut memiliki sifat yang sangat unik.
Ketika didekatkan dengan bahan radioaktif, berlian tersebut mampu menghasilkan aliran listrik. Ilmuwan pun kini sedang mencari jalan untuk mengisolasi berlian buatan dan bahan radioaktif tersebut dengan bahan khusus sehingga radiasinya tidak keluar.
Jika berhasil, maka kombinasi berlian buatan ini akan bisa menggantikan baterai di berbagai perangkat dengan tingkat efisiensi yang hampir mencapai 100 persen.
Selain bisa menjadi solusi baru bagi limbah nuklir yang dalam 40 tahun terakhir telah mencapai lebih dari 84 ribu ton, temuan ini juga bisa diaplikasikan di berbagai bidang sebagai sumber energi cadangan yang sangat efektif karena umurnya bisa mencapai ribuan tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News