ZTE juga menyebut bekerja sama dengan salah satu dari 4 operator seluler di Amerika Serikat untuk memasarkan jam tangan cerdas tersebut. Kerja sama ini mengindikasikan, perangkat buatan ZTE itu didukung konektivitas jaringan LTE dan dapat beroperasi tanpa terhubung dengan smartphone.
Menurut Phone Arena, ZTE juga mengatakan bahwa perangkat ini akan dibekali dengan kapasitas dan efiensi daya baterai lebih baik jika dibandingkan dengan produk pesaingnya. Dengan begitu, pengguna tidak perlu mengisi baterai dari smartwatch ini sesering produk dari merek lain.
Sementara itu, 2016 dinilai ZTE sebagai tahun kelangkaan untuk smartwatch Android. Inilah yang mendorong keputusannya untuk menciptakan perangkatnya sendiri. Rencana peluncuran Android Wear 2.0 pada pertengahan pertama 2017 juga mendukung keputusannya tersebut.
Pasar smartwatch tengah mengalami kondisi kurang baik pada tahun 2016, setelah dilaporkan mengalami penurunan pendistribusian sebesar 51,6 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini diperkirakan karena sebagian besar vendor fokus pada perangkat pelacak fitness. Alasannya, jika dibandingkan dengan smartwatch, konsumen terlihat lebih berminat pada pelacak fitness, yang memiliki nilai jual.
Sejumlah vendor seperti LG, Huawei, dan Motorola mundur dari kategori smartwatch, memutuskan untuk tidak menghadirkan generasi selanjutnya dari wearable model tahun 2015 selama tahun 2016. Mereka juga dinilai enggan untuk mengembangkan perangkat wearable baru untuk tahun 2017.
Namun, LG dilaporkan tengah mengembangkan proyek Google berbasis Android Wear 2.0 untuk menghadirkan perangkat wearable baru di masa mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id