Dilansir dari Space, NASA akan membuka era baru tata surya ini adalah kelanjutan misi Double Asteroid Redirection Test (DART). Misi ini dimulai sejak musim gugur tahun lalu.
Pada 26 September 2022, DART akan menabrakkan kepala lebih dulu ke asteroid kecil. Kasus yang jarang terjadi ketika kehancuran pesawat ruang angkasa adalah hasil yang diinginkan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Misi tersebut atas nama pertahanan planet, yang berupaya melindungi Bumi dari potensi dampak asteroid. Para ilmuwan berharap bahwa jika asteroid berbahaya mengancam planet ini di masa depan, misi seperti DART dapat mencegah bencana.
"Objek-objek ini meluncur melalui ruang angkasa dan tentu saja telah melukai bulan dan, seiring waktu, juga di Bumi memiliki dampak besar, telah mempengaruhi sejarah kita," ucap administrator asosiasi NASA untuk sains, Thomas Zurbuchen.

Ilustrasi pesawat luar angkasa NASA. Foto: Ist
Ia menambahkan, serangkaian misi baru NASA lakukan bertujuan untuk memahami dan mengukur ancaman tersebut dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"DART adalah misi pertama yang mencoba untuk benar-benar menghindari objek ancaman dalam eksperimen langsung," simpul Zurbuchen.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi dan memetakan orbit dimana hampir 30.000 asteroid yang bergerak di sekitar tata surya di lingkungan Bumi. Semua batuan luar angkasa itu tidak pernah berpapasan dengan Bumi atau sangat kecil sehingga, jika terjadi, mereka akan terbakar tanpa bahaya di atmosfer Bumi.
Namun, kemungkinan dampak asteroid di masa depan dapat membahayakan Bumi. Diperlukan persiapan jika hal ini terjadi.
Pesawat ruang angkasa DART akan menabrak asteroid kecil bernama Dimorphos, yang seperti jarum jam mengorbit asteroid dekat Bumi yang lebih besar bernama Didymos setiap 11 jam dan 55 menit.
Baca: NASA Ganti Segel Tangki Bahan Bakar Artemis 1 |
Para ilmuwan di Bumi akan menghabiskan waktu berminggu-minggu setelah dampak tersebut mengukur perubahan aktual di orbit bulan untuk membandingkan dengan prediksi mereka.
"Ini bukan hanya acara satu kali saja," tutur kepala koordinasi DART di Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins di Maryland, Nancy Chabot.
"Kami ingin tahu apa yang terjadi pada Dimorphos, tetapi yang lebih penting, kami ingin memahami apa artinya berpotensi menerapkan teknik ini di masa depan," lanjut dia.