Pihak berwajib berkata, para pekerja ini masuk ke database internal Apple untuk mendapatkan informasi sensitif pengguna iPhone seperti Apple ID dan nomor telepon. Kemudian, mereka menjual data tersebut dengan harga sekitar CNY10 sampai 180 (Rp20-350 ribu) per penjualan.
Secara keseluruhan, para distributor ini dilaporkan berhasil mendapatkan lebih dari CNY50 juta (Rp98 miliar) sebelum tertangkap oleh pihak berwajib.
Seperti yang disebutkan oleh Engadget, masih belum diketahui berapa banyak orang yang terpengaruh oleh penjualan data ilegal ini atau berapa banyak korban yang tinggal di luar Tiongkok. Selain itu, belum diketahui juga apa yang akan dilakukan pada database yang datanya berhasil dicuri setelah para pelaku ditangkap.
Satu hal yang pasti, kejadian ini akan membuat orang khawatir terkait akses para distributor pada data pengguna. Muncul pertanyaan apakah Apple bisa membatasi akses terhadap informasi pengguna tanpa mengganggu distributor yang memang jujur, jika distributor memang memiliki akses ke data pengguna.
Memang, memastikan tidak ada pegawai jahat yang memanfaatkan celah pada sistem adalah hal yang sulit, tapi meminimalisir potensi itu terjadi bukanlah hal yang tidak mungkin dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News