Remus Lim, Senior Vice President untuk Asia Pasifik dan Jepang, Cloudera, menyatakan bahwa pencapaian ini menegaskan visi perusahaan untuk menjalankan AI dekat dengan data di mana pun data tersebut berada.
“Saat ini, perusahaan menghadapi tantangan ganda: mempercepat inovasi sambil menjaga kepercayaan dan kepatuhan regulasi. Cloudera memiliki posisi unik untuk membantu mereka mencapai keduanya, dengan transparansi, keamanan, dan skalabilitas yang dibutuhkan untuk mengadopsi AI generatif dan agentik secara bertanggung jawab dalam skala besar,” jelas Lim.
Platform Cloudera dirancang khusus untuk mendukung organisasi dalam mengembangkan AI secara bertanggung jawab, terutama di sektor-sektor yang sangat ketat regulasi seperti keuangan, telekomunikasi, layanan kesehatan, dan pemerintahan.
IDC menggarisbawahi beberapa keunggulan utama Cloudera, termasuk:
Tata Kelola dan Keamanan: Cloudera menawarkan kerangka kerja yang kuat dengan kebijakan mendetail, jejak audit, dan keselarasan regulasi.
AI Operasional dan Alur Kerja Agentik: Kemampuan menyeluruh meliputi rekayasa data, MLOps/LLMOps, orkestrasi AI generatif, dan alur kerja agentik dengan observabilitas bawaan.
Inovasi & Ekosistem: Perusahaan terus mengembangkan kemampuannya melalui akuisisi strategis (Verta, Octopai, Taikun) dan kemitraan penting dengan pemain industri seperti NVIDIA, Cohere, Anthropic, Mistral, AWS (Bedrock), Dell, dan CrewAI.
Aksesibilitas: Cloudera AI Studio berbasis low-code/no-code memungkinkan pengguna teknis maupun bisnis membangun, menjalankan, dan mengelola AI dengan lebih cepat.
Cloudera terus berinvestasi besar dalam riset dan pengembangan, dengan hampir separuh tenaga kerja globalnya berfokus pada bidang engineering. Inovasi terbaru seperti Cloudera AI Workbench dan Cloudera AI Inference menjadi bukti komitmen ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News