Harga saham Facebook meningkat setelah Instagram mengumumkan IGTV dan satu miliar pengguna aktif bulanan.
Harga saham Facebook meningkat setelah Instagram mengumumkan IGTV dan satu miliar pengguna aktif bulanan.

Kekayaan Mark Zuckerberg Bertambah Setelah IGTV Muncul

Lufthi Anggraeni • 22 Juni 2018 09:20
Jakarta: Kekayaan Mark Zuckerberg dilaporkan meningkat sebanyak USD1,7 miliar (Rp23,9 triliun) setelah saham Facebook meningkat sebesar 2,3 persen pada perdagangan. Ini berkat Instagram menggulirkan fitur baru bertajuk Instagram Television atau IGTV.
 
Hal ini menjadikan Founder dan CEO Facebook tersebut sebagai pemenang terbesar di antara miliarder lainnya. Sejak IPO pada bulan Mei 2012 lalu, saham Facebook meningkat sebesar lebih dari 428 persen, menjadikan Zuckerberg sebagai orang terkaya kelima di Amerika Serikat dengan kekayaan diperkirakan sebesar USD77 miliar (Rp1.084 triliun).
 
Tidak hanya Zuckerberg, Founder dan CEO Kevin Systrom juga telah menjadi bilioner dengan kekayaan diperkirakan mencapai USD1,67 miliar (Rp23,5 triliun).

Zuckerberg mengakuisisi Instagram pada tahun 2012 dengan nilai sebesar USD1 miliar (Rp14,08 triliun), dan kala itu, Instagram memiliki 30 juta pengguna.
 
Kini aplikasi berbagi foto dan video telah memiliki satu miliar pengguna aktif bulanan, termasuk sejumlah selebriti media sosial dan influencer. Sementara itu, Wall Street memberikan reaksi positif terkait dengan peluncuran IGTV, yang mendorong saham Facebook hingga mencapai USD202 (Rp2,8 juta).
 
Reaksi positif tersebut didorong oleh peluang bahwa IGTV akan menjadi medium baru Facebook untuk memperoleh lebih banyak periklanan mobile, yang menjadi sumber pendapatan utama Facebook.
 
Belum dapat menjual iklan di IGTV, Instagram juga diperkirakan akan menjadi sumber pendapatan baru bagi Facebook, dan memiliki peluang untuk menjual iklan dengan harga lebih premium serupa TV.
 
Bisnis Facebook terus mengalami perkembangan meski sempat menghadapi serangkaian kontroversi terkait dengan pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016 lalu.
 
Facebook mengonfirmasi bahwa data penggunanya digunakan secara tidak tepat oleh perusahaan penelitian Cambridge Analytica untuk mendukung pemilihan presiden Amerika Serikat dua tahun lalu.
 
Facebook juga melakukan perubahan kebijakan dan produk sejak bukti penyalahgunaan data pada jejaring sosial terkait pemilihan presiden tersebut diunggah oleh akun yang didukung oleh Rusia.
 
Namun, Facebook mengklaim memiliki sebanyak dua miliar pengguna di seluruh dunia, dan penjualan iklan pada kuartal sebelumnya meningkat sebesar 50 persen, tahun per tahun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan