Kepala PRMC, Yanuandri Putrasari, menekankan pentingnya penyebarluasan informasi hasil riset ke masyarakat luas untuk mendorong kolaborasi dan pertukaran ilmu pengetahuan. Hal ini disampaikannya dalam Webinar PRMC #1 bertema "Technological Innovation to Increase Productivity and Sustainability in the Smart Agriculture Era", yang digelar pada Selasa (15/4).
“Melalui penyebaran wawasan riset, akan terbuka ruang bagi kolaborasi dan munculnya ide-ide baru yang mendorong kemajuan inovasi, khususnya di bidang smart farming,” ujar Yanu.
Peneliti PRMC, Anto Tri Sugiarto, menjelaskan bahwa teknologi PAW telah dikembangkan BRIN sejak beberapa tahun lalu bersama mitra dari berbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
PAW merupakan air yang telah diaktivasi menggunakan teknologi plasma, sehingga mengandung senyawa aktif seperti Reactive Oxygen Species (ROS) dan Reactive Nitrogen Species (RNS). Senyawa-senyawa ini bermanfaat sebagai disinfektan alami sekaligus sumber nutrisi bagi tanaman.
“Teknologi PAW dengan tambahan gelembung halus atau Plasma Activated Fine Bubble Water (PAFBW) terbukti mampu mempercepat pertumbuhan tanaman, meningkatkan efisiensi pemupukan, serta mengurangi penggunaan bahan kimia sintetis,” jelas Anto.
Teknologi ini telah diaplikasikan dalam berbagai bidang, mulai dari pengolahan benih, sterilisasi air, hingga perpanjangan umur simpan hasil panen. Bahkan, dalam sektor peternakan, PAW dimanfaatkan untuk sterilisasi kandang dan air minum ayam.
Anto juga menambahkan bahwa generator PAFBW berbasis teknologi Dielectric Barrier Discharge (DBD) telah dikembangkan dan siap untuk diimplementasikan pada skala industri. “Generator ini memiliki potensi besar untuk di-scale-up dan dimanfaatkan oleh sektor pertanian secara luas,” ujarnya.
Webinar ini juga menghadirkan Aris Purwanto, Dosen dan Peneliti dari Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University. Ia memaparkan materi mengenai penerapan teknologi gelembung halus untuk pertanian dan perikanan terpadu (agri-aqua farming). Acara ini dipandu oleh Hanif Fakhrurroja, Ketua Kelompok Riset Instrumentasi Cerdas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News