Pada diskusi bertajuk “Sinergi Industri Digital Wujudkan Asta Cita” yang digagas oleh IndoTelko Forum, Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah berbekal pengalamannya membagikan banyak pandangan mengenai topik yang disebutkan tadi.
Ririek menyampaikan bahwa industri telekomunikasi menghadapi tantangan berat, seperti kompetisi harga, serangan OTT, dan perlambatan pendapatan dari layanan suara serta SMS.
Namun, Telkom tetap optimis melalui strategi transformasi yang berfokus pada integrasi layanan fixed dan mobile broadband, percepatan pertumbuhan bisnis data center, dan pengembangan inisiatif digital baru.
"Telkom terus mendukung pengembangan infrastruktur seperti fiber optik dan data center untuk mendukung kedaulatan digital serta pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Ririek.
Selain itu, Telkom juga memperkuat dukungan terhadap UMKM yang berkontribusi lebih dari 60% pada perekonomian nasional melalui berbagai layanan digital seperti PaDi UMKM dan OSS.
Ririek menambahkan, kehadiran Kementerian Komunikasi dan Digital menjadi momentum tepat untuk mempercepat digitalisasi bangsa. Ia mendorong kebijakan progresif seperti insentif fiskal, skema pembayaran spektrum fleksibel, dan infrastruktur sharing yang efektif.
Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan visi Indonesia Digital 2045.
Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah, menyatakan komitmen perusahaan dalam mendukung percepatan transformasi digital Indonesia melalui inovasi teknologi dan kolaborasi lintas sektor.
Danny menjelaskan bahwa ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai Rp1.800 triliun pada 2027, menjadikannya sektor strategis dalam pertumbuhan PDB.
“Indosat fokus pada pengembangan teknologi seperti AI dan big data, dengan inisiatif seperti Sahabat AI bersama GoTo, AI Merdeka dengan NVIDIA, dan Banking AI untuk digitalisasi perbankan," kata Danny.
Selain itu, Indosat aktif memperluas jaringan hingga ke pelosok, seperti NTT dan Sulawesi, melalui program seperti ID Camp dan Digital Talent Scholarship.
Danny optimistis bahwa kebijakan kabinet baru akan mendukung pembangunan infrastruktur, peningkatan literasi digital, dan regulasi inovatif, sehingga mempercepat adopsi teknologi di berbagai sektor serta memperkokoh posisi Indonesia di ekonomi digital global.
Dalam kesempatan tersebut, Djatmiko Djati, PLT. Direktur Eksekutif Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), menyampaikan langkah strategis untuk mendukung pencapaian Asta Cita, dengan menekankan bahwa sektor telekomunikasi adalah salah satu kunci dalam mempercepat kemajuan industri digital Indonesia.
"Keberhasilan sektor telekomunikasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," kata Djati.
Djati juga mengungkapkan potensi besar ekonomi digital Indonesia, yang diperkirakan dapat meningkatkan PDB hingga 2,44% dengan peningkatan penetrasi broadband sebesar 10%.
Sigit PW Jarot, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional MASTEL, menambahkan bahwa sinergi lintas sektor akan mempercepat pencapaian "Asta Cita Harapan MASTEL." Menurutnya, transformasi digital membutuhkan orkestrasi dan kolaborasi lintas sektor agar dampaknya dapat dirasakan secara luas.
"Ketersediaan akses digital yang setara di seluruh wilayah adalah syarat mutlak untuk pemerataan manfaat ekonomi digital," tegas Sigit. Dia juga menyoroti pentingnya pembangunan talenta digital yang inovatif dan regulasi yang adaptif untuk mendukung perkembangan industri digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News