"Peningkatan pengguna Instagram dan Snapchat di Indonesia terjadi terutama karena para pengguna di Indonesia ingin mengabadikan dan membagikan momen mereka dengan orang lain. Mereka ingin membagikan hal tersebut dengan cepat, mendeskripsikan pengalaman mereka, dan merasakan kebanggaan akan hal tersebut," ujar Direktur Senior Kantar TNS Indonesia, Hansal Savla.
Survei tersebut menunjukan penetrasi Instagram di Indonesia mencapai 54 persen, sementara Snapchat mencapai 13 persen. Penetrasi ini lebih tinggi dibandingkan Jepang, dengan persentase Instagram sebesar 24 persen dan Snapchat sebesar 4 persen.
Popularitas Instagram dan Snapchat tersebut dinilai disebabkan oleh penawaran cara yang lebih cepat, mudah dan menarik secara visual dalam berbagi momen penggunanya. Hal ini juga disebut Savla, dapat dimanfaatkan merek untuk dapat berhubungan dengan konsumen mereka, dengan lebih mudah. Namun, hal ini juga menuntut merek lebih kreatif dalam menciptakan konten yang menarik bagi konsumen.
Selain itu, pertumbuhan pengguna Instagram dan Snapchat tersebut juga dinilai sebagai indikator besarnya minat konsumen dalam mengekspresikan diri secara visual. Penggunaan platform baru ini juga dapat mendukung platform sebelumnya, dan menyediakan saluran baru bagi pemilik merek untuk menciptakan hubungan lebih efektif dan mendalam dengan konsumen.
Instagram dinilai sebagai media yang dapat dimanfaatkan merek untuk mengelola dan meningkatkan kualitas gambar, sedangkan pemilik merek dapat memanfaatkan Snapchat untuk berbagi konten yang tengah terjadi, lucu dan lebih sederhana.
Namun, Kantar TNS juga menyarankan merek untuk melakukan pendekatan pada platform tersebut secara individual, untuk memastikan konten yang dibuat telah diproses dengan baik, sehingga bersifat hasil karya pengguna, serta menjaga integritas merek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id