Ilustrasi: Ericsson
Ilustrasi: Ericsson

Ericsson Mobility Report Juni: 5G FWA Kunci Monetisasi Baru Telekomunikasi

Mohamad Mamduh • 29 Juni 2025 18:19
Jakarta: Laporan terbaru Ericsson Mobility Report edisi Juni 2025 menyoroti potensi besar monetisasi 5G Fixed Wireless Access (FWA) yang semakin menarik bagi penyedia layanan komunikasi (CSP) di seluruh dunia.
 
Laporan ini secara komprehensif menyoroti bagaimana CSP mengejar peluang komersial baru dengan menawarkan layanan konektivitas yang terdiferensiasi kepada konsumen, pelaku usaha, dan otoritas publik.
 
?Berbagai kasus penggunaan, mulai dari produksi video/broadcast, sistem point of sale, acara/arena, game, hingga jaringan privat virtual dan produktivitas perusahaan, menjadi bukti nyata potensi monetisasi yang ditawarkan oleh ekosistem 5G yang terus berkembang.

Lebih dari separuh CSP global yang menawarkan FWA kini telah menyertakan manfaat monetisasi berbasis kecepatan yang didukung oleh teknologi 5G, menunjukkan pergeseran strategi bisnis yang signifikan dalam industri telekomunikasi.
 
Menurut laporan tersebut, sekitar 80 persen CSP global sudah menawarkan layanan FWA, dengan pertumbuhan tercepat terlihat pada paket tarif berbasis kecepatan yang didukung oleh 5G.
 
Kemampuan 5G FWA untuk menyediakan berbagai paket berlangganan dengan kecepatan data dan pilihan hiburan yang beragam—mirip dengan layanan kabel atau fiber—membuka peluang monetisasi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan generasi FWA sebelumnya.
 
Ericsson Mobility Report Juni 2025 mencatat bahwa 51 persen CSP global yang menawarkan FWA kini telah menyertakan opsi berbasis kecepatan, meningkat dari 40 persen pada periode yang sama di Juni 2024. Peningkatan ini didorong oleh tingkat adopsi yang tinggi di Amerika Utara, serta pertumbuhan yang stabil di Eropa dan Timur Tengah.
 
FWA diproyeksikan akan menyumbang lebih dari 35 persen dari koneksi broadband tetap baru, dengan jumlah yang diperkirakan meningkat menjadi 350 juta pada akhir 2030, memperluas akses broadband terutama di wilayah dengan infrastruktur kabel tradisional yang terbatas.
 
Secara global, jumlah langganan 5G diperkirakan mencapai 2,9 miliar pada akhir 2025, mencakup sekitar sepertiga dari seluruh langganan seluler. Proyeksi ini akan terus meningkat hingga 6,3 miliar langganan 5G pada akhir 2030. Jaringan 5G juga menunjukkan dominasinya dalam penanganan trafik data.
 
Pada akhir 2024, 5G telah menangani 35 persen dari trafik seluler global, dan angka ini diperkirakan akan melampaui 80 persen pada akhir 2030. Meskipun laju pertumbuhan trafik data jaringan seluler sedikit menurun, trafik data bersih yang ditambahkan akan terus meningkat secara tahunan, diperkirakan akan lebih dari dua kali lipat hingga akhir 2030.
 
Erik Ekudden, Senior Vice President and Chief Technology Officer Ericsson, menekankan bahwa kemajuan pada jaringan 5G Standalone (SA) dan perangkat 5G menciptakan ekosistem yang siap membuka peluang transformatif.
 
"Penyedia layanan telah menyadari potensi 5G ini dan mulai memonetisasinya melalui penawaran layanan inovatif yang melampaui sekadar menjual paket data," ujarnya. Ia menambahkan bahwa perluasan penerapan 5G SA dan pembangunan lebih banyak situs mid-band sangat penting untuk sepenuhnya mewujudkan potensi 5G dalam mendorong pertumbuhan bisnis baru.
 
Di kawasan Asia Tenggara dan Oseania, jumlah langganan 5G diperkirakan akan mencapai 630 juta pada tahun 2030, atau sekitar 49% dari total langganan seluler di kawasan tersebut. Trafik data per smartphone juga diproyeksikan akan meningkat dari 19 GB/bulan pada 2024 menjadi 38 GB/bulan pada 2030. Daniel Ode, Acting Head of Ericsson Indonesia, mengungkapkan optimisme terhadap potensi 5G di wilayah ini.
 
"Asia Tenggara, termasuk Indonesia, memiliki potensi yang kuat dalam memanfaatkan 5G untuk menghadirkan pengalaman digital yang lebih bernilai bagi konsumen maupun industri," kata Daniel. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan