Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Selasa 15 Oktober 2019, pihak Indosat mengatakan ini adalah sebuah kampanye nasional yang bertujuan untuk meningkatkan adopsi internet mobile di Indonesia.
Mereka juga mengklaim ingin membantu pengguna internet pemula di Indonesia mendapatkan pengalaman yang optimal melalui berbagai pelatihan di cabang ritel Indosat Ooredoo dan toko-toko eksklusif, terutama di daerah pedesaan.
“Internet memiliki kekuatan untuk menyalurkan suara publik dan membantu mereka menemukan dan membagikan pengetahuan, memperkuat ekonomi, dan mengembangkan komunitas."
"Kampanye nasional ini kan membantu memperkuat upaya inklusi digital dan mendorong orang-orang untuk menggunakan internet secara bertanggung jawab dan aman,” ujar President Director & Chief Executive Officer Indosat Ooredoo, Ahmad Al Neama.
Data dari GSMA Mobile Economy Report tahun 2019 menunjukkan, penetrasi mobile internet diprediksi akan tumbuh hingga 69 persen pada tahun 2025. Artinya, ada 24 juta orang di Indonesia yang akan masuk ke ranah online. Namun, masih ada kesenjangan digital antara penduduk di kota besar dan pedesaaan.
Sekitar 45 persen masyarakat tinggal di area pedesaan, dan angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain di Asia Pasifik. Kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan dapat membuat biaya pembangunan infrastruktur menjadi tinggi. Riset GSMA juga menunjukkan bahwa 97 persen populasi di Indonesia yang tidak memiliki ponsel tinggal di area pedesaan.
"Kami dapat membawa lebih banyak masyarakat Indonesia ke ranah online, serta memberdayakan mereka dengan pengetahuan yang mumpuni agar tetap aman saat menggunakan teknologi dan platform digital,” kata Francisco Varela, VP Global Mobile Partnership Facebook.
Kampanye Internet 1O1 akan menjangkau konsumen Indosat Ooredoo dalam setahun ke depan hingga 15 Oktober 2020 di seluruh Indonesia. Indosat mengklaim kampanye ini juga untuk pemanfaatan beberapa aplikasi esensial yang umum dipakai, seperti Facebook, Youtube, dan Google Chrome. Mereka menyebut akan gencar menghadirkan video edukasi untuk masyarakat, dengan durasi 15-30 detik, dan sekitar lima video dalam satu minggu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News