Kantor mereka yang berada di Santa Clara, California, menyediakan sebuah ruangan yang yang mereka sebut sebagai Intel Museum. Jangan dibayangkan bentuknya yang mirip seperti bangunan museum pada umumnya, ukuran Intel Museum tidak besar.
Kamu hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk bisa membaca dan melihat setiap panel dan benda koleksi yang dipamerkan di dalamnya. Intel Museum bisa dikunjungi pada hari Senin hingga Jumat jam 09.00-17.00.

Intel Museum menampilkan riwayat dari perusahaan dan pendirinya serta sejarah mengenai inovasi mereka dalam menciptakan prosesor. Intel berdiri pada tahun 1968 oleh Robert N. Noyce, Gordon E. Moore, dan Andrew S. Grove.
Di sini dipamerkan sejumlah koleksi prosesor yang dibuat oleh Intel dari perkembangan dari tiap generasi, termasuk cara membuatnya. Koleksi tersebut mungkin terkesan terlalu hardware tapi tersedia juga panel yang menjelaskan inovasi Intel khususnya prosesor.

Intel rupanya pernah mencoba peruntungan di industri game. Mereka menanamkan sebuah microcontroller pertama di dunia, 8748 dan 8048 ke sebuah home video game pertama di dunia bernama Magnavox Odyssey.
Berbeda dari prosesor yang berfokus kepada kemampuan komputasi (CPU), microcontroller adalah sebuah komponen sirkuit yang terintegrasi dengan mewadahi fungsi komputasi, memori, dan fitur lain yang dibutuhkan untuk komputasi yang lengkap.

Teori Moore’s Law
Beberapa panel penting yang diberikan porsi lebih banyak mulai dari fungsi sebuah prosesor, proses pembuatannya, hingga perkembangannya yang didukung oleh teori Moore’s Law.Gordon E. Moore di tahun 1965 merilis prediksi bahwa transistor yang ada di dalam silikon atau material untuk membuat prosesor akan terus berlipat ganda jumlahnya tiap tahun. Semakin banyak transistor maka semakin banyak chip yang bisa dibuat dalam satu keping prosesor.

Semakin banyak chip maka semakin banyak fungsi yang bisa ditanamkan dan dihadirkan dari sebuah prosesor, demikian juga performanya semakin kencang. Biaya produksinya juga diprediksi Moore semakin murah.
Moore’s Law mendukung prediksi bahwa ke depannya perangkat elektronik semakin cerdas, semakin cepat performanya tapi juga ukurannya semakin ramping.
Moore di tahun 1965 memprediksi bahwa di masa yang akan datang akan ada lebih banyak personal computer atau komputer di rumah, jam tangan digital, hingga perangkat telekomunikasi pribadi yang ringkas dan tidak lain disebut sebagai ponsel genggam.

Teori Moore’s Law sempat dianggap akan berhenti berlaku karena pandangan bahwa transistor di prosesor tidak akan bisa lebih kecil lagi, sehingga jumlahnya tidak akan berlipat ganda lagi pada sebuah prosesor.
Saat ini prosesor memiliki ukuran semakin kecil tapi yang lebih penting adalah transistor di dalamnya juga semakin banyak. Hal ini bisa dijumpai lewat ukuran nanometer (nm) yang biasa disebut dalam sebuah spesifikasi fabrikasi atau pembuatan prosesor.
Nanometer adalah indikator ukuran untuk sebuah transistor yang ditanamkan dalam prosesor. Semakin kecil nanometer maka jumlah transistor semakin banyak. Prosesor ukuran 7nm disebut bisa memiliki 202 juta transistor tiap milimeter persegi.

Di salah satu panel interaktif, pengunjung Intel Museum bisa memperbesar gambar transistor pada sebuah prosesor. Tersedia perbandingan ukuran dalam satuan nanometer, satu helai rambut memiliki ukuran 100.000nm sel darah merah memiliki ukuran 8.000nm.
Jadi bisa dibayangkan seberapa canggih pembuatan prosesor yang kompleks dan tiap tahunnya menawarkan peningkatan performa komputasi dengan ukuran luar (die) yang masih sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News