Saukia disebut melihat bahwa minat masyarakat terhadap skincare semakin tinggi dan kini dengan platform seperti TikTok banyak orang yang bisa mengakses informasi produk skincare berkualitas termasuk dengan harga terjangkau.
Shella mengaku bahwa TikTok tidak hanya berkontribusi terhadap bisnisnya, dia belajar mengenai produk skincare dan cara merawat kulit wajah dari konten edukasi di dalamnya.
Berbekal pembawaannya yang ceria dan seru, dia berhasil menciptakan konten edukasi tentang skincare dan mengajak orang lain mencoba produknya. Momen ini kemudian dimanfaatkan untuk mulai merintis produk skincare lokal sendiri bersama timnya.
.jpg)
Mengandalkan banyak fitur di TikTok dan rajin menggelar sesi live, bisnis SSSKIN milik Shella bertumbuh dengan klaim bahwa setiap hari ada ribuan order yang diterima. Keberhasilannya membuat merek SSSKIN akhirnya diajak TikTok dalam kampanye besar, misalnya kampanye Beli Lokal 12.12.
“Satu hal yang membuat saya paling bangga dengan keberhasilan membangun SSSKIN di TikTok adalah semakin banyak lapangan kerja yang tersedia untuk orang lain,” ungkapnya.
“Mulai dari pegawai untuk membantu pengemasan, administrasi, pengurus gudang, hingga kurir pengiriman, saya senang sekali SSSKIN bisa memberikan banyak kesempatan kepada mereka untuk mencari nafkah,” kata Shella.
Antusiasme para pegawai SSSKIN sangat terasa pada saat kampanye berlangsung, dan sesi live pun menjadi ajang temu kangen dengan para pelanggan setianya. Interaksi yang seru ini disebut membantu SSSKIN mencetak penjualan hingga Rp15 miliar dalam sehari.
Sama seperti bisnis lokal lain, Shella mengakui bahwa platform online seperti TikTok bisa membantu bisnis UMKM bisa tumbuh besar. Selain itu momen ini memberikan peluang bagi brand lokal untuk tampil dan bisa dipercaya serta menjangkau lebih banyak konsumen di Indonesia khususnya dengan model interaksi live yang bisa membangun kepercayaan terhadap brand.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News