AIDEA WEEKS 2025 pekan 3 yang mengangkat tema “Trends of AI-Oriented Business & Startups” (Foto: Medcom.id/Sheva Asyraful)
AIDEA WEEKS 2025 pekan 3 yang mengangkat tema “Trends of AI-Oriented Business & Startups” (Foto: Medcom.id/Sheva Asyraful)

Startup Berbasis AI Munculkan Gelombang Baru, Begini Pandangan Pelaku Industri

Muhammad Syahrul Ramadhan • 22 November 2025 11:53
Jakarta: Artificial intelligence (AI) menjadi new wave atau gelombang baru yang tengah mengubah arah industri, sekaligus menciptakan peluang bagi startup untuk tumbuh lebih cepat dan menembus pasar global. Pesan tersebut mengemuka dalam sesi ketiga AIDEA WEEKS 2025 pekan 3 yang mengangkat tema “Trends of AI-Oriented Business & Startups”.
 
Diskusi ini dimoderatori oleh Edo Karensa, menghadirkan dua pembicara, yakni Irfan Reichmann, Co-founder Artifisial.com, dan Rexi Christopher, Venture Partner di Init 6. Keduanya membahas bagaimana startup berbasis AI muncul sebagai generasi baru pelaku industri yang mampu menciptakan pasar, inovasi, dan model bisnis baru yang sebelumnya tidak terpikirkan.

AI sebagai Teknologi Enabler dengan Biaya Riset yang Kian Murah

Irfan menjelaskan bahwa perkembangan AI harus dilihat lebih luas, bukan sekadar bentuk aplikasi seperti chatbot atau image generator. Pengalamannya bekerja dengan perusahaan luar negeri membuatnya memahami bahwa AI adalah teknologi inti yang mampu mempercepat proses secara signifikan.
 
“Artificial intelligence bukan consumer-based tools seperti yang kita lihat sekarang, tetapi teknologi enabler yang kapasitasnya bisa dimultiply, dipercepat. Sekarang leverage biaya semakin minim untuk riset dan sebagainya,” jelas Irfan.

Ia menambahkan bahwa di beberapa negara, AI bahkan sudah diposisikan sebagai bagian dari infrastruktur nasional.
 
“AI adalah masa depan. Namun AI juga merupakan infrastruktur yang tetap harus dibackup dengan human development, karena mau sampai kapan pun, infrastruktur terbaik adalah humannya,” ungkapnya.
 
Menurut Irfan, banyak narasi salah kaprah mengenai AI, termasuk ketakutan bahwa AI akan menggantikan manusia. Ia menekankan bahwa peran manusia justru semakin penting dalam pengembangan, pengoperasian, dan pengambilan keputusan berbasis AI.

AI sebagai Wave Baru: Peluang Besar, Tapi Use Case Masih Terus Dicari


Dalam perspektif investasi, Rexi menyebut AI sebagai gelombang baru yang mirip dengan era mobile 10–15 tahun lalu.
 
“AI ini merupakan wave baru. Kita dulu pernah ngalamin wave mobile, dan sekarang ini terulang lagi dengan wave AI,” katanya.
 
Meski begitu, ia menilai landscape AI-based business masih dalam tahap eksplorasi.
 
“To be honest, sekarang kita masih belajarin use case AI yang works seperti apa. Bahkan di US pun masih banyak yang eksplor,” ungkap Rexi.
 
Dalam investasi startup berbasis AI, Rexi menegaskan pentingnya defensibility produk. “Kalau tidak punya sistem pertahanan yang kuat, sebuah produk tidak akan bisa scale. Saat ingin masuk ke market baru, harus siap berhadapan dengan pemain yang sudah berpengalaman,” tegasnya.
 
Ia juga mengingatkan bahwa pendekatan founder masa kini harus lebih realistis, termasuk mengenai pasar yang ingin dituju.
 
Baca juga: AI Ubah Cara Brand Beriklan: Kreativitas Manusia Tetap Jadi Fondasi
 

Visi Global dan Market yang Tepat Jadi Kunci Startup AI


Rexi menekankan bahwa founder Indonesia harus berani berpikir global karena pasar domestik tidak cukup besar untuk menopang pertumbuhan teknologi jangka panjang.
 
“Kalau kalian mau besar, kalian harus bisa bersaing dengan global companies. Di Indonesia, tech company itu nggak terlalu banyak karena marketnya kecil.”
 
Dalam membangun startup AI, ia menekankan perlunya strategi yang jelas. "Saat membangun startup AI, gimana caranya punya visi biar produk bisa global, cari market yang bisa dimonetisasi, cari target market yang cocok buat produk kalian," tegas Rexi.

Human Thinking Tidak Tergantikan oleh AI

Baik Irfan maupun Rexi menegaskan bahwa manusia tetap menjadi pusat pengambil keputusan, sekaligus sumber kreativitas yang tidak bisa disubstitusi oleh AI.
 
Menurut Rexi, kemampuan berpikir manusia masih menjadi elemen yang tidak dapat digantikan oleh AI.
 
“Human thinking tidak akan bisa digantikan oleh AI, karena manusia berpikir secara dinamis. Sementara AI belajar dari sesuatu yang sifatnya historis, yang pada dasarnya repetitif.”
 
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa AI bersifat prediktif, bukan visioner, dan karena itu memerlukan arahan manusia agar inovasinya relevan dan berkelanjutan.
 
Sesi terakhir ini menegaskan bahwa AI bukan hanya gelombang teknologi baru, tetapi fondasi bagi model bisnis masa depan. AI mempercepat, menghemat biaya, dan memperluas skala solusi, tetapi manusia tetap menjadi arsitek utama inovasi.
 
Bagi para founder, tantangannya jelas, yakni memahami teknologi dengan benar, menargetkan pasar global, membangun defensibility produk, dan menjaga prinsip fundamental agar startup tidak hanya spektakuler di awal, tetapi juga bertahan dalam jangka panjang.
 
(Sheva Asyraful Fali)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RUL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan