Ilustrasi: Opensignal
Ilustrasi: Opensignal

Ada Tiga Penyedia Fixed Broadband Bersaing Ketat di Pasar Indonesia

Mohamad Mamduh • 27 November 2025 10:39
Jakarta: Laporan terbaru Opensignal mengenai pengalaman broadband tetap di Indonesia menyoroti persaingan ketat antar penyedia layanan internet rumah. Studi yang dilakukan pada periode Agustus hingga Oktober 2025 ini menunjukkan bagaimana kualitas jaringan, kecepatan, dan keandalan menjadi faktor penentu dalam perebutan pangsa pasar.
 
XL Home tampil sebagai penyedia dengan pengalaman keandalan terbaik secara nasional. Dengan skor 463 poin, XL Home unggul atas Indosat HiFi dan Biznet Home. Keandalan ini mencerminkan konsistensi koneksi yang memungkinkan pengguna menyelesaikan aktivitas digital sehari-hari, mulai dari streaming video hingga konferensi daring.
 
Sementara itu, Biznet Home mencatatkan diri sebagai pemimpin dalam kecepatan unduh, dengan rata-rata 37,8 Mbps. Angka ini sekitar 9 persen lebih tinggi dibandingkan XL Home yang berada di posisi kedua.

Untuk kecepatan unggah, giliran Oxygen.id yang menempati posisi teratas, mengalahkan Biznet dengan selisih tipis 0,6 Mbps. Adapun Indosat HiFi dan XL Home berbagi podium sebagai pemenang kategori konsistensi kualitas, dengan skor mendekati 69 persen.
 
Di tingkat regional, persaingan semakin menarik. Biznet mendominasi wilayah Jakarta dan Jawa, memenangkan sebagian besar penghargaan. XL Home justru berjaya di Kalimantan, menyapu bersih lima kategori termasuk kecepatan dan pengalaman video.
 
Indosat HiFi tampil sebagai juara di Sumatra, meraih kemenangan tunggal maupun bersama di seluruh kategori. Sementara itu, Biznet juga menguasai Bali Nusra, memperkuat posisinya sebagai pemain utama di kawasan timur.
 
Dari sisi pangsa pasar, Telkomsel melalui layanan IndiHome dan Orbit masih menjadi penguasa dengan menguasai sekitar 67 persen pelanggan broadband tetap. Icon+ berada di posisi kedua dengan hampir 9 persen, disusul MyRepublic (6,5 persen) dan XLSmart – hasil merger XL dan Smart – dengan lebih dari 6 persen.
 
Menariknya, penetrasi layanan fiber kini mencapai 89 persen dari total pelanggan, sementara xDSL dan kabel terus menurun. Namun, tingkat penetrasi broadband tetap secara keseluruhan masih relatif rendah, hanya sekitar 20 persen rumah tangga pada Juni 2025.
 
Geografi Indonesia yang berupa kepulauan menjadi tantangan besar bagi perluasan broadband tetap. Untuk menjembatani kesenjangan, regulator mendorong adopsi Fixed Wireless Access (FWA) 5G.
 
Komdigi telah mengalokasikan spektrum 80 MHz di pita 1,4 GHz, dengan Surge dan MyRepublic sebagai pemenang lisensi regional. Indosat memperkuat langkah ini melalui kerja sama dengan Nokia, menghadirkan solusi FWA FastMile di wilayah strategis. XLSmart juga memperluas cakupan 4G FWA di Indonesia Timur.
 
Selain itu, Starlink muncul sebagai disruptor baru. Layanan satelit ini berkembang pesat di daerah pedesaan, meski biaya perangkat keras dan paket data masih menjadi hambatan adopsi massal. Kehadiran Starlink menegaskan kebutuhan akan solusi alternatif untuk menjangkau wilayah terpencil.
 
Telkomsel masih mendominasi secara nasional, namun kompetisi regional menunjukkan dinamika yang berbeda. XL Home, Biznet, dan Indosat HiFi masing-masing memiliki keunggulan di wilayah tertentu.
 
Dengan penetrasi broadband tetap yang masih rendah, peluang pertumbuhan tetap terbuka lebar, terutama melalui inovasi FWA dan satelit. Pertarungan antar penyedia layanan dipastikan akan semakin sengit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan konektivitas berkualitas tinggi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan