"Tahun lalu, belum banyak ngomong soal 5G, lebih fokus ke pengumuman Snapdragon 845 dan Always Connected PC. Sekarang, 5G sudah menjadi kenyataan," kata Susanto. "Sudah ada 20 OEM yang memiliki komitmen untuk mengembangkan ponsel 5G dengan Qualcomm."
Dia merasa, operator di beberapa negara telah siap untuk menggelar jaringan 5G. Sayangnya, operator dari Indonesia tidak termasuk dari itu. "5G kita masih uji coba. Memang pasti banyak uji coba, 4G juga begitu," katanya.
Susanto menyebutkan, teknologi 5G seolah dipercepat untuk hadir. Qualcomm meluncurkan Snapdragon X50 dalam acara 4G/5G Summit di Hong Kong pada 2016.
Ketika itu, modem tersebut diklaim telah dapat mencapai kecepatan hingga 5Gbps. Memang, kecepatan yang jauh lebih tinggi merupakan salah satu keunggulan jaringan 5G jika dibandingkan dengan 4G.
"Ada keuntungan lain, yaitu latensi rendah. Jika kecepatan tinggi, tapi latensti tinggi, maka tidak akan jadi real-time," kata Susanto. "Ada solusi yang butuh latensi kecil, seperti perangkat Internet of Things. Misalnya untuk mengendalikan lampu lalu lintas secara real-time."
Untuk penggunaan jaringan 5G, Susanto merasa bahwa jaringan 5G akan bisa digunakan pada smartphone ataupun sebagai landasan industri.
Sementara itu, di Indonesia, baik Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ataupun Telkomsel merasa bahwa jaringan 5G sejatinya tidak akan digunakan untuk konsumen, tapi untuk industri.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menyebutkan bahwa ada lima industri yang sudah siap untuk menggunakan jaringan 5G, yaitu makanan dan minuman, elektronik dan otomotif, kimia, textil, dan sepatu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News