Menurut The Washington Post, Bezos -- yang juga memiliki perusahaan jelajah luar angkasa, Blue Origin -- telah menulis sebuah laporan internal yang membahas bagaimana layanan pengantar barang yang baik merupakan kunci untuk membuat tempat menetap di bulan.
Dalam dokumen tersebut, Bezos berkata, dia berharap akan dapat mendorong NASA untuk memberikan insentif pada sektor swasta untuk mendemonstrasikan layanan pengantar barang pada 2020.
Laporan ini juga membahas tentang kendaraan Blue Moon yang akan dapat mengangkut kargo hingga seberat 10 ribu pon atau sekitar 4.500 kg dan mendarat di Kutub Selatan Bulan.
Menurut The Verge, laporan ini dikabarkan telah diberikan pada NASA dan tim transisi Trump dalam usaha Bezos untuk memulai proyek pengiriman barang ke Bulan lebih awal dari pihak lain.
Kabar ini muncul ketika ketertarikan orang mulai kembali ke Bulan, yang mulai terlihat kurang menarik selama pemerintahan Obama karena Mars dianggap lebih menarik.
Disebutkan pemerintahan yang sekarang mungkin akan mengubah tujuan mereka dengan mendorong misi yang lebih cepat dan lebih murah ke Bulan pada akhir pemerintahan Trump.
Blue Origin tidak berencana untuk mengirimkan orang ke Bulan. Namun, mereka ingin fokus untuk mengantarkan barang dan peralatan yang diperlukan oleh orang-orang yang akan tinggal di Bulan. Rencana ini sama seperti strategi SpaceX untuk menjadikan Mars sebagai Koloni. CEO SpaceX, Elon Musk menyebutkan, proses kolonialisasi harus dimulai dengan pembuatan rute pengiriman kargo.
Blue Moon mungkin akan menggunakan teknologi mendarat yang ada pada roket New Shepard milik Blue Origin, yang memungkinkannya untuk meluncur dan mendarat dengan sukses 5 kali pada tahun lalu.
Bezos ingin mendapatkan tempat mendarat di Shackleton Crater di Kutub Selatan Bulan. Ia adalah tempat yang ideal karena ia terus mendapatkan cahaya matahari, yang bisa digunakan sebagai sumber tenaga dari kendaraan itu. Sementara air yang ada di dekat kawasan itu dapat digunakan sebagai sumber hidrogen untuk bahan bakar roket.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News