Facebook mengumumkan fitur ini sebagai bagian dari kampanye menyambut pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tahun 2020 ini, diharapkan dapat meningkatkan jumlah pemilih. Facebook meluncurkan Voting Information Center baru, bertujuan untuk menginformasikan masyarakat cara dan lokasi pemilihan.
The Verge melaporkan bahwa fitur ini juga menyediakan informasi terkait cara mendaftarkan diri sebagai pemilih dan cara memilih via surat. Pengguna juga dapat mengaktifkan pengingat waktu pemilihan dan mengarahkan pengguna ke lokasi pemilihan pada bulan November mendatang.
CEO Facebook Mark Zuckerberg mengetahui bahwa meski banyak orang ingin pihaknya memoderasi dan menghapus lebih banyak konten politisi, Zuckerberg meyakini bahwa akuntabilitas hanya berfungsi jika masyarakat mengetahui hal yang disampaikan kandidat.
Dengan demikian, alih-alih menghapus misinformasi, Facebook terfokus kepada pemilih terdaftar. Dalam unggahan blog, Zuckerberg meyakini bahwa memilih adalah suara, dan merupakan ekspresi demokrasi terkuat.
Memilih, lanjut Zuckerberg, menjadi cara terbaik untuk meminta pertanggungjawaban pemimpin serta cara masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan di dalam AS. Facebook juga dikritik setelah menegaskan pihaknya tidak akan mengambil tindakan terkait dengan unggahan oleh Presiden Trump.
Facebook menyebut menargetkan untuk mendaftarkan empat juta pemilih pada tahun ini via Facebook, Instagram dan Messenger. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari prediksi pemilih yang akan dibantunya pada tahun 2016 dan 2018 lalu.
Selain itu, Facebook juga menyebut bahwa memberikan pengguna informasi yang jelas terkait dengan pemilihan presiden menjadi lebih penting, guna mengurangi kebingungan akibat pandemi Covid-19 saat ini.
Sementara itu, Twitter membatasi pesan yang sama dalam platform jejaring sosial miliknya, dalam kategori mengagungkan kekerasan. Dan berbeda dengan Facebook, Twitter melarang berbagai iklan politik di platform miliknya pada tahun 2019 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News