Hal ini disampaikan oleh Senior Director, Head IoE-Consumer Electronics Qualcomm, Hoga Swart, dalam wawancara terbatas dengan beberapa wartawan dalam ajang CES 2017 di Las Vegas, Amerika Serikat, Kamis (6/1/2017).
"Dengan Snapdragon 835, kesempatan itu semakin besar," kata Swart. Virtual Reality yang hadir di pasar saat ini mayoritas memang tersedia untuk smartphone, dengan sudut pandang 360 derajat. "Anda hanya bisa menggerakkan kepala untuk melihat sekeliling di dalam konten tersebut berkat sensor head tracking. Dan kami ingin membawa VR ke tingkat selanjutnya."
Swart menekankan, nantinya, konsumen tidak hanya bisa menggerakkan kepala, tetapi juga "berjalan" di dalam konten VR tersebut. Namun, ia juga mengakui bahwa menciptakan pengalaman VR seperti ini memang tidak pernah mudah.
Smartphone belum bisa mendukung konten dengan fitur tersebut, sementara PC dinilai bisa menghadirkan pengalaman terbaik, tetapi memerlukan spesifikasi khusus. "Headset VR dengan harga sekitar USD1.000 belum tentu mampu memberikan pengalaman VR secara maksimal," lanjut Swart.
Salah satu cara mempercepat perkembangan VR adalah dengan menggali potensi yang ada dalam augmented reality. Oleh karena itu, Qualcomm memperkenalkan kacamata AR buatan ODG dalam ajang CES 2017 ini. Mereka melihat VR dan AR akan saling mendukung satu sama lain, dan sebenarnya sebagian orang mengenal tren menyatukan AR dan VR ini sebagai Mixed Reality.
Saat ini, masih terlihat perbedaan yang jelas antara VR dan AR, dan tidak tertutup kemungkinan perbedaan ini akan menghilang.

"Saya tidak bisa mengatakan bahwa ini adalah Mixed Reality," ujar Swart. Pada dasarnya, augmented reality memiliki beberapa unsur virtual reality. Salah satu contohnya adalah penggambaran lingkungan dengan 95 persen merupakan hasil rendering atau berupa virtual, dan sisanya 5 persen berasal dari benda nyata. Pengguna bisa bergerak di dalam satu konten AR, dan ini merupakan kunci untuk membawa VR ke tingkat yang lebih tinggi.
Pihak Qualcomm menjelaskan, virtual reality akan semakin berkembang pada tahun 2017. Salah satu langkah yang Qualcomm ambil untuk menyambut perkembangan ini adalah dengan menggandeng 5 pabrikan Tiongkok untuk menciptakan preangkat VR selain smartphone. Meskipun tahun lalu terlihat seperti belum ada kemajuan yang berarti terhadap VR, mereka tetap optimistis, dan melihatnya sebagai sebuah bola salju.
"Sebagai awal, kita menciptakan konten, dan nanti akan muncul penggunanya. Begitu pengguna bertambah, kontennya juga akan bertambah, dan akan seterusnya seperti sebuah siklus yang terus membesar."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id