IDC mengungkapkan bahwa pasar hape Indonesia mengalami penurunan selama delapan kuartal berturut-turut hingga 2Q 2023. Meskipun begitu IDC mencatat ada pertumbuhan sebanyak 13,8 persen kuartal per kuartal (QoQ) yaitu mencapai 8,9 juta unit.
Lesunya pasar hape Indonesia untuk periode tahunan lias year-over-year (YoT) masih terselamatkan berkat pertumbuhan di pasar hape kelas entry-level. Pangsa pasar hape 4G disebut menguat menjadi 86 persen dari 82 persen di kuartal sebelumnya.
Pangsa pasar gape 5G mengalami penurunan sebanyak 4,3 persen di periode year-over-year (YoY) untuk pertama kalinya sejak tahun 2020.
Pasar hape kelas high-end dengan harga di atas USD600 atau kisaran Rp9 juta diklaim meningkat sebanyak 71 persen year-on-year. Di sini dua merak yaitu Samsung dan Apple bersaing untuk menjadi penguasa.
Analis IDC, Vanessa Aurelia menuturkan bahwa adopsi hape 5G di Indonesia melambat karena tantangan dari sisi permintaan dan suplai. Porsi hape 5G masih sangat kecil dibandingkan hape 4G.
“Meskipun saat ini (hape 5G) semakin murah, tapi hape 4G menawarkan pilihan yang lebih menarik dari segi spesifikasi dan harga. Ketersediaan konektivitas 5G juga masih terbatas di area tertentu sehingga fitur 5G masih belum menjadi daya tarik bagi konsumen baru,” ujar Vanessa.
Hal ini juga berakibat penetrasi teknologi 5G masih akan rendah, perusahaan telekomunikasi masih akan menahan diri untuk berinvestasi di jaringan 5G dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan serta pendapatan yang diperoleh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News