Namun, pemahaman dan kesadaran masyarakat Indonesia terkait dengan Android murni dinilai masih rendah. Hal ini diakui HMD Global menjadi tantangan tersendiri untuk memasarkan produk karyanya kepada konsumen di Indonesia.
“Kesadaran masyarakat Indonesia soal pure Android ini rendah sekali. Banyak yang ga tau kenapa sih harus pake pure Android. Ini jadi salah satu dilema terbesar bagi Nokia,” ujar Head of Marketing HMD Indonesia Miranda V. Warokka.
Kesadaran yang rendah ini juga diakui Miranda menimbulkan pekerjaan rumah dengan jangka waktu panjang untuk mengedukasi masyarakat.
Miranda menyebut, meski merek Nokia telah dikenal luas, namun perbedaan sistem operasi yang diusung mengharuskan HMD melakukan proses edukasi kembali.
Disinggung soal persaingan, Miranda mengaku seluruh produsen smartphone termasuk HMD Global tidak lagi memiliki pilihan. HMD Global disebut harus terus melakukan sosialisasi terkait pengetahuan masyarakat soal Android murni.
Miranda menyebut ponsel cerdas yang menggunakan sistem operasi Android murni memiliki keunggulan lain jika dibandingkan dengan perangkat bersistem operasi Android non murni.
Ponsel non Android murni dinilai Miranda kurang memanfaatkan fitur Google akibat telah dinonaktifkan guna mendukung antarmuka pengguna karya masing-masing produsen.
Sementara itu, fokus HMD Global pada pasar smartphone kelas menengah di Indonesia turut menjadi alasan HMD belum akan menghadirkan ponsel high-end karyanya di Indonesia, termasuk Nokia 9 PureView.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News