“Dalam menghadapi tantangan yang disebabkan oleh pandemik Covid-19 dan pembatasan perjalanan secara global, Garuda Indonesia telah berupaya mencari solusi untuk mendukung transformasi digital,” ujar Senior Manager Transformasi Digital IT Garuda Indonesia Pungky Prasetyawan.
Pungky juga menyebut bahwa dengan adopsi teknologi cloud, Garuda Indonesia telah mengalami peningkatan dalam efisiensi biaya sebesar 60 persen. Selain itu, Pungky juga menyebut bahwa setelah bermigrasi ke komputasi awan, Garuda Indonesia dapat menjalankan metode bekerja dari jauh pada lebih banyak pegawai.
Teknologi Alibaba Cloud disebut Pungky membantu mengurangi latensi jaringan, sehingga situs korporat, aplikasi mobile serta layanan tiket dan pemesanan Garuda menyuguhkan proses pemuatan lebih cepat.
Pada bulan Juli lalu, Garuda mengalami penurunan jumlah penumpang secara total sebesar 61 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebagai dampak dari pandemi.
Selain itu, Garuda Indonesia juga mencatatkan kerugian sebesar USD712,73 juta (Rp10,5 triliun) dalam semester pertama tahun 2020 ini, dan keuntungan pemesanan bersih sebesar USD24,11 juta (Rp257,7 miliar) jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019.
Pungky menjelaskan bahwa Garuda Indonesia memulai proses migrasi ke teknologi awan pada tahun 2015, dan melakukan sejumlah perubahan termasuk mentransfer email on-premise ke cloud dan mendistribusi panduan pesawat secara online.
Pengumuman ini tentu disambut baik oleh Alibaba Cloud yang menegaskan pihaknya siap untuk membantu Garuda indonesia dalam menjalankan proses transformasi digital melalui solusi dan teknologi cloud yang ditawarkannya.
Dengan demikian, Alibaba Cloud berharap Garuda Indonesia akan dapat menyuguhkan inovasi dan kecekatan terbaiknya di pasar, serta menawarkan pengalaman pengguna yang mulus dan tanpa kendala bagi konsumennya di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News