Mengutip Business Insider, pengguna mulai melaporkan gangguan sekitar pukul 03.11 waktu ET di kawasan Amerika Serikat Timur atau US-EAST-1, yang kemudian menyebar secara global. gangguan ini mengakibatkan beberapa layanan terdampak dan tidak dapat diakses pengguna.
Layanan tersebut antara lain aplikasi hiburan dan sosial seperti Snapchat, Fortnite, Signal dan Duolingo, platform keuangan atau crypto seperti Robinhood, Venmo dan Coinbase, produk internal Amazon seperti Amazon Alexa, Amazon Prime Video, serta aplikasi pihak ketiga yang bergantung pada AWS.
Di Inggris, sektor perbankan dan pemerintahan juga mengalami gangguan, seperti Lloyds Bank, HM Revenue & Customs (HMRC) hingga sistem doorbell pintar Ring. Menurut laporan pemantau pemadaman seperti DownDetector, jumlah laporan melonjak hingga mencapai jutaan di berbagai negara, menggambarkan luas dari dampak pemadaman ini.
AWS menyatakan bahwa mereka mengalami peningkatan error rates dan latensi di banyak layanan, terutama di region US-EAST-1. Pada pagi hari waktu Amerika Serikat, AWS mengumumkan telah mulai melihat tanda pemulihan signifikan pada sekitar pukul 05.30 ET.
Selain itu, AWS juga mengumumkan bahwa hingga sekitar pukul 06.00–06.30 ET, banyak layanan dikonfirmasi mulai berjalan normal kembali. Kendati AWS belum mengumumkan secara rinci penyebab pemadaman ini, sejumlah analis teknologi menyebut bahwa insiden ini bukan disebabkan oleh serangan siber.
Analis tersebut menilai pemadaman ini diakibatkan oleh gangguan infrastruktur internal, berpotensi terkait DNS atau database DynamoDB. Pemadaman ini kembali menegaskan satu hal penting, yaitu ketergantungan besar terhadap beberapa penyedia cloud utama seperti AWS, Google Cloud, Microsoft Azure, menimbulkan risiko sistemik apabila terjadi kegagalan teknis.
sejumlah pihak menganalogikan bahwa saat AWS bersin, setengah internet bisa pilek, menggambarkan sejumlah besar aplikasi bergantung pada satu infrastruktur. Selain itu, sektor seperti keuangan, game, komunikasi, dan layanan pemerintah yang terhubung secara digital menjadi sangat rentan jika infrastruktur utama gagal.
AWS memanggil tim insinyur untuk melakukan perbaikan paralel atau parallel fixes di beberapa Availability Zone. Sementara sebagian besar pengguna sudah kembali menggunakan layanan, AWS masih terus memantau serta menangani backlog permintaan yang tertunda.
Beberapa regulator dan perusahaan pun mulai meminta penjelasan lebih lanjut dari AWS dan vendor cloud terkait upaya mitigasi supaya kejadian serupa tidak terulang. Pemadaman luas pada AWS pada 20 Oktober 2025 menunjukkan betapa besar peran infrastruktur cloud dalam kehidupan digital sehari-hari.
Pemadaman ini berdampak pada berbagai aspek industri dan sektor, dari game hingga bank, dari aplikasi chat hingga sistem pemerintahan. Kendati pemulihan relatif cepat dalam hitungan jam, kejadian ini menjadi panggilan serius untuk mengevaluasi ketahanan digital global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id