Ilustrasi.
Ilustrasi.

Tiongkok Tuduh AS Lakukan Serangan Siber ke Pusat Waktu Nasional, Dampaknya?

Cahyandaru Kuncorojati • 22 Oktober 2025 09:06
hina menuduh NSA AS menyerang pusat waktu nasionalnya sejak 2022. Beijing klaim serangan siber ini bersifat jangka panjang dan bisa ganggu infrastruktur penting seperti energi dan navigasi.
 
China NSA cyberattack, serangan siber AS ke China, National Time Service Centre, MSS China, spionase siber, cyberwarfare 2025, hubungan AS-China
 
Beijing: Pemerintah Tiongkok menuduh Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) melakukan serangan siber jangka panjang terhadap National Time Service Centre (NTSC) — lembaga yang bertanggung jawab mengatur dan mendistribusikan waktu standar nasional di Tiongkok.

Tuduhan ini disampaikan langsung oleh Kementerian Keamanan Negara Tiongkok (Ministry of State Security/MSS) dalam unggahan di media sosial pada Minggu, 19 Oktober 2025. Dalam pernyataannya, MSS menilai bahwa serangan tersebut “berlangsung lama, sangat tersembunyi, dan menggunakan perangkat spionase siber tingkat negara.”
 

Serangan Terarah ke Infrastruktur Penting

National Time Service Centre yang berafiliasi dengan Chinese Academy of Sciences dan berlokasi di Xi’an, Provinsi Shaanxi, memiliki peran strategis karena menyediakan layanan waktu presisi tinggi untuk komunikasi, keuangan, energi, transportasi, pertahanan, hingga sistem navigasi satelit BeiDou.
 
Dikutip dari situs SCMP, MSS menuduh NSA telah mengeksploitasi celah keamanan (zero-day vulnerabilities) pada perangkat ponsel karyawan NTSC sejak Maret 2022, kemudian mencuri data sensitif mereka.
 
Pada April 2023, pihak Tiongkok mengklaim serangan meningkat dengan cara NSA menggunakan kata sandi curian untuk menembus sistem komputer internal lembaga tersebut dan memetakan struktur jaringannya.
 
Menurut pernyataan itu, serangan semakin intensif antara Agustus 2023 hingga Juni 2024, di mana NSA disebut memakai platform siber baru dengan 42 “senjata digital khusus” untuk menyerang jaringan internal NTSC.
 
NSA juga dituduh mencoba menyusup ke sistem penentuan waktu berbasis darat berpresisi tinggi, yang oleh Tiongkok disebut sebagai upaya “persiapan sabotase.”
 

Gunakan Server Virtual dan Enkripsi untuk Menyembunyikan Jejak

Masih menurut MSS, sebagian besar serangan dilakukan larut malam atau dini hari waktu Beijing, menggunakan server virtual di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia sebagai “batu loncatan” agar asal serangan sulit dilacak.
 
NSA juga disebut memakai algoritma enkripsi kuat untuk menyembunyikan data serangan dan aktivitas pemantauan.
 
Otoritas keamanan siber Tiongkok mengklaim telah menemukan bukti teknis atas serangan tersebut, lalu membantu NTSC untuk memutus rantai serangan, memperbaiki sistem, dan memperkuat protokol keamanan.
 

Dampak Jika Sistem Waktu Diserang

Pakar siber Tiongkok memperingatkan bahwa serangan terhadap pusat pengatur waktu bisa berdampak luas.
 
Wei Dong, pejabat senior NTSC, menjelaskan bahwa kesalahan waktu sekecil satu milidetik saja bisa memicu gangguan besar di sistem energi dan menyebabkan pemadaman listrik berskala luas.
 
Ia menambahkan, ketidakakuratan waktu pada level mikrodetik bisa menyebabkan fluktuasi ratusan miliar dolar di pasar keuangan global, sementara selisih nanodetik dapat membuat sistem navigasi BeiDou meleset hingga 30 sentimeter dan mengacaukan jaringan komunikasi.
 
“Jika waktu bergeser hanya satu pikodetik, posisi pesawat luar angkasa bulan bisa meleset beberapa kilometer dan mengancam keberhasilannya kembali ke Bumi,” ujar Wei/
 
Sementara itu, Li Jianhua, Direktur Laboratorium Nasional Analisis Konten Informasi di Universitas Shanghai Jiao Tong, menyebut pola serangan ini sebagai contoh “agresi siber tingkat negara”, atau yang dikenal secara internasional sebagai Advanced Persistent Threat (APT).
 
Menurut Li, serangan semacam ini dilakukan dengan tujuan menyusup, memata-matai, mengganggu, atau bahkan menghancurkan infrastruktur penting suatu negara.
 
Hingga berita ini diterbitkan, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing belum memberikan tanggapan atas tuduhan tersebut. Pemerintah AS sebelumnya juga belum pernah secara terbuka mengonfirmasi maupun membantah operasi siber terhadap infrastruktur strategis Tiongkok.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan