Dalam acara uji jaringan di Makassar, Hartadi Novianto, Division Head Device Sourcing and Management Smartfren, menjelaskan mengapa masyarakat masih lebih suka menggunakan feature phone daripada smartphone.
"Kami melakukan survei di beberapa tempat, menanyakan kenapa orang masih mau menggunakan ponsel seperti ini," kata Hartadi sambil menunjukkan feature phone buatan Smartfren. "Biasanya, orang yang menggunakan ponsel jadul, mereka sangat mobile. Kerjanya kemana-mana, terkadang ponsel jatuh."
Sementara ponsel model candy bar seperti Andromax Prime dikenal karena ketahanan bodinya. "Berbeda dengan ponsel touchscreen yang mudah pecah." Itu menjadi salah satu alasan mengapa sebagian orang lebih memilih untuk menggunakan feature phone daripada smartphone.

Alasan lain pelanggan senang menggunakan feature phone adalah karena baterainya yang awet. Hartadi menyebutkan, baterai 2.000 mAh Andromax Prime bisa bertahan hingga sekitar 2-3 hari. Tidak heran baterai ponsel ini bisa bertahan lebih lama, mengingat layarnya hanya memiliki resolusi VGA dengan ukuran 2,4 inci.
Alasan terakhir adalah masalah dana yang terbatas, ujar Hartadi. Dengan harga Rp349 ribu, Andromax Prime memiliki harga yang cukup jauh lebih murah dari harga smartphone. Sebagai perbandingan, salah satu smartphone buatan Smartfren, Andromax A2, dibanderol dengan harga Rp849 ribu.
Meskipun memiliki harga murah dengan desain layaknya ponsel tua, jelas Hartadi, Andromax Prime sudah bisa mengakses jaringan 4G dan terhubung ke jaringan WiFi. Ponsel ini bahkan sudah dilengkapi dengan kamera depan, memungkinkan pengguna untuk melakukan video call.
Untuk membuat Andromax Prime, Smartfren bekerja sama dengan Haier. "Alasannya adalah karena mereka memiliki pabrik di Indonesia," ujarnya. Dengan begitu, Haier telah memenuhi persyaratan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) yang pemerintah tetapkan untuk perangkat mobile 4G.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News