Teknologi yang pertama kali diaplikasikan pada sebuah komputer bernama ENIAC di tahun 1946 ini telah berkembang sangat pesat hingga tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia modern saat ini. Sayangnya, teknologi tersebut mulai mencapai batas fisiknya.
Komputer dikendalikan oleh sebuah prosesor yang bertugas mengolah berbagai informasi dan menampilkannya sesuai dengan keinginan penggunanya. Secara umum prosesor terbagi dalam bagian yang disebut dengan modul yang di dalamnya terdapat logic gate.
Di dalam logic gate terdapat sebuah transistor yang merupakan sakelar untuk membuka dan menutup arus listrik elektron. Elektron inilah yang merupakan bentuk dasar sebuah informasi di dunia komputasi digital.
Sebuah transistor yang membuka gerbangnya dan mengalirkan listrik akan merepresentasikan nilai 1, sedangkan transistor yang menutup gerbangnya akan merepresentasikan nilai 0. Representasi nilai tersebut kemudian akan dimanipulasi melalui algoritma dan teknik pemrograman komputer, sehingga menghasilkan tampilan atau hasil yang diinginkan.

Yang menjadi permasalahan saat ini adalah besar transistor di dalam prosesor kian mengecil dan sudah masuk ke tingkat ukuran atom. Jika dibandingkan dengan objek mikro lainnya, transistor pada prosesor saat ini telah mencapai ukuran 14nm, atau 8 kali lebih kecil dari ukuran virus HIV, dan 500 kali lebih kecil dari sel darah merah.
Semakin kecilnya transistor akan sering menimbulkan sebuah fenomena yang membuat elektron tetap mengalir selagi gerbang transistor ditutup. Fenomena yang disebut sebagai quantum tunneling tersebut tentunya akan berdampak buruk pada proses komputasi digital karena elektron yang "sembarangan" lewat akan mengubah nilai komputasi sehingga bisa menimbulkan error.
Namun di balik itu, ilmuwan justru ingin memanfaatkan properti dari quantum tunneling. Dari situlah ide untuk membuat quantum computer muncul.

Berbeda dengan komputer yang ada saat ini yang menggunakan bit, quantum computer menggunakan qubit sebagai dasar informasinya. Qubit memiliki properti yang sangat unik. Nilainya baru bisa ditentukan setelah melalui proses polarisasi, ketika melewati sebuah quantum gate yang disebut dengan superposition. Di sinilah proses fisika kuantum memberikan manfaat yang besar bagi dunia komputasi digital.
Jika saat ini komputer masih mengandalkan logic gate yang terdiri dari beberapa transistor, quantum computer hanya membutuhkan satu quantum gate untuk memanipulasi sebuah informasi. Dengan demikian, superposition akan memangkas waktu pemrosesan secara drastis, bahkan nilai efisiensinya terus meningkat secara ekponensial ketika dihadapkan dengan proses yang lebih berat.
Quantum computer akan mengubah banyak hal. Salah satu pemanfaatan quantum computer yang akan sangat membantu umat manusia adalah dalam hal proses simulasi. Dengan bantuan quantum computer, proses simulasi kompleks seperti perhitungan fisika kuantum dan proyeksi sistem antariksa akan berjalan jauh lebih cepat. Hal tersebut tentu akan membantu peneliti dalam menghasilkan temuan baru di berbagai bidang.

Sayangnya, quantum computer masih cukup jauh untuk jadi kenyataan. Saat ini baru ada dua quantum computer yang telah diciptakan manusia, yaitu milik Google dan IBM. Kita memang tidak pernah tahu apakah quantum computer bisa dipasarkan dengan mudah seperti komputer saat ini, atau mungkin akan melahirkan teknologi baru yang lebih canggih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id