Smart City bukan lagi sekedar konsep, melainkan telah menjadi kebutuhan terutama dengan adaptasi teknologi yang semakin meninggi di Indonesia. Hal ini diutarakan Walikota Bandung, Ridwan Kamil, pada acara Lintas Teknologi Solutions Day 2016, yang diselenggarakan hari ini, Kamis (3/11/16), di Ritz Carlton Pacific Place, SCBD.
"Smart city bukan gaya-gayaan tapi kebutuhan. Kehadiran Smart city mempermudah banyak ativitas. Kalau dulu cari data butuh berhari-hari, dengan bantuan smart city bisa dalam waktu tiga jam. Jika dulu harus blusukan, dengan smart city, bisa dilaporkan dengan foto dan video," ujar Ridwan Kamil kepada awak media.
Konsep ini juga disebut Ridwan Kamil turut menghemat waktu dan mengurangi kesempatan oknum tidak bertanggung jawab untuk memainkan anggaran ataupun korupsi. Sebab, smart city memungkinkan masyarakat juga turut mengawasi kinerja wakil mereka di kursi pemerintahan, serta mengurangi kesempatan interaksi manusia antar manusia yang mendorong potensi korupsi tersebut.
Menanggapi rencana untuk menjadikan Bandung sebagai Silicon Valley di Indonesia, Ridwan menyebut konsep smart city yang diusung kotanya tersebut hanya menunjukan rencana investasi yang lebih besar di ranah teknologi, untuk dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Ridwan mengungkap, saat ini ada dua perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) yang siap berinvestasi di Bandung, namun masih enggan untuk menyebut nama dari dua perusahaan tersebut. Sebanyak Rp1 triliun dari nilai investasi tersebut diungkap Ridwan, digelontorkan untuk pengembangan teknologi.
Sementara Rp2 triliun lainnya dialokasikan pemerintah Bandung untuk membangun data center yang diklaim akan menjadi data center terbesar kedua di Asia Pasifik, setelah Thailand. Investasi data center ini, lanjut Ridwan, masih berjalan dan akan digunakan untuk kebutuhan di Asia Pasifik.
Tidak memilih metode municipal bond, Ridwan menyebut lebih menyukai metode Public Private Partnership (PPP) untuk memenuhi kebutuhan investasi di kota Bandung. Metode ini dinilai lebih mudah dan hemat waktu, sebab perusahaan dapat berinvestasi secara langsung dengan menyediakan produk yang dibutuhkan untuk mendukung penerapan konsep smart city di kota yang diwakilnya tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News