Ilustrasi: VMWare
Ilustrasi: VMWare

Pengalaman Digital First Penting untuk Sektor Media Asia Tenggara

Cahyandaru Kuncorojati • 08 Oktober 2021 09:09
Jakarta: Pengalaman dan layanan kepada pasien yang berfokus pada digital-first makin dianggap penting untuk mendukung masa depan industri kesehatan di Asia Tenggara.
 
Demikian disampaikan oleh riset bertajuk VMware Digital Frontiers 3.0 Study. Dalam riset tersebut terlihat makin tingginya antusiasme masyarakat di kawasan regional untuk dapat merasakan layanan kesehatan berbasis digital.
 
Bahkan, 66 persen di antara mereka lebih memilih melakukan telekonsultasi medis melalui layanan video, daripada bertatap muka langsung dengan dokter.
 
Dengan makin tingginya kebutuhan masyarakat akan aksesibilitas terhadap layanan kesehatan yang akurat dan tepat waktu, inovasi menjadi kunci yang nantinya akan turut membentuk masa depan layanan kesehatan digital, seperti melalui pemanfaatan teknologi robotika dan meningkatnya kebutuhan layanan telehealth.
 
Lebih dari separuh (54 persen) responden merasa nyaman dan antusias apabila makin banyak tindakan operasi untuk pasien bisa dilaksanakan oleh dokter dengan kualifikasi yang lebih tinggi melalui dukungan teknologi robotik jarak jauh, alih-alih ditangani secara langsung di tempat oleh dokter dengan kualifikasi lebih rendah.

Angka hasil riset untuk kawasan Asia Tenggara tercatat lebih tinggi dibandingkan di kawasan lain: AS (42 persen), Perancis (43 persen), Jerman (35 persen) dan Inggris Raya (46 persen).
 
Sebanyak 55 persen responden merasa nyaman dan antusias apabila nanti proses diagnosis penyakit untuk pasien bisa dilakukan melalui dukungan teknologi komputer yang bisa mendeteksi adanya anomali di dalam tubuh pasien, seperti sel-sel kanker, dari pada harus bertatap muka secara langsung dengan dokter.
 
Sebanyak 61 persen yakin bahwa sektor layanan kesehatan digital mampu menghadirkan keleluasaan bagi pasien dengan penyakit kronis maupun menahun.
 
Harapannya ke depan, mereka tidak perlu lagi datang langsung ke fasilitas-fasilitas medis dan lebih mengandalkan proses pemonitoran data secara real-time melalui sensor-sensor agar bisa memprediksi kapan saatnya mereka perlu mendapatkan perawatan medis. 
 
Di sisi lain, hanya terdapat 36 persen responden Asia Tenggara yang merasa puas dan senang saat mereka berinteraksi dengan penyedia layanan kesehatan secara digital. Oleh karenanya, dibutuhkan sebuah upaya untuk menutup kesenjangan ini dan mendorong pengadopsian layanan kesehatan digital yang lebih luas lagi.
 
“Hadirnya layanan kesehatan yang mampu memberikan keleluasaan dan kenyamanan bagi pasien, seperti penyelenggaraan konsultasi medis jarak jauh, penggunaan perangkat wearable dan super komputer menjadi kunci hadirnya dunia baru di sektor layanan kesehatan. Di tengah gencarnya vaksinasi dan penerapan solusi-solusi medis mutakhir saat ini, teknologi memiliki peran krusial dalam mendukung percepatan pelacakan, pengelolaan tes hingga memperlancar alur distribusi medis,” Cin Cin Go, Country Manager, Indonesia, VMware.
 
Optimisme terhadap kapabilitas teknologi dalam menghadirkan solusi di sektor kesehatan tetap tinggi seiring dengan makin meningkatnya kepercayaan masyarakat bahwa teknologi-teknologi masa depan adalah kunci dihadirkannya solusi-solusi tersebut:
 
Sebagai bagian dari agenda Revolusi Industri 4.0 Indonesia, Kementerian Kesehatan juga telah mengembangkan sebuah sandbox yang mendukung pertumbuhan layanan telemedis serta layanan-layanan lain yang digital-first bagi pasien.
 
Ini penting mengingat kondisi geografis Indonesia yang menantang, terutama terkait dengan penghadiran layanan kesehatan yang makin merata di wilayah-wilayah pelosok.
 
Sebanyak 54 persen responden Indonesia merasa lebih nyaman dan antusias apabila tindakan operasi untuk pasien bisa dilaksanakan oleh dokter dengan kualifikasi yang lebih tinggi melalui dukungan teknologi robotik jarak jauh, alih-alih ditangani secara langsung di tempat oleh dokter dengan kualifikasi lebih rendah.
 
Lebih dari setengah (53 persen) responden juga merasa nyaman dan antusias apabila makin banyak tindakan operasi untuk pasien bisa dilaksanakan oleh dokter dengan kualifikasi yang lebih tinggi melalui dukungan teknologi robotik jarak jauh, alih-alih ditangani secara langsung di tempat oleh dokter dengan kualifikasi lebih rendah.
 
Sebanyak 30 persen responden Indonesia yakin bahwa 5G akan menjadi kunci dalam mendukung pemanfaatan perangkat wearables untuk pemonitoran kesehatan secara real-time, sehingga petugas medis bisa mendapatkan peringatan seketika itu juga sehingga dapat cepat dalam merespons setiap kondisi gawat darurat. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan