Kampanye WhatsApp dan pemerintah Indonesia mengungkap 5 penipuan pesan paling umum dan cara melindungi diri dari ancaman digital yang semakin canggih.
Kampanye WhatsApp dan pemerintah Indonesia mengungkap 5 penipuan pesan paling umum dan cara melindungi diri dari ancaman digital yang semakin canggih.

Ini 5 Jenis Penipuan Pesan yang Harus Diwaspadai Pengguna Indonesia

Lufthi Anggraeni • 19 November 2025 13:04
Jakarta: Bulan ini, upaya peningkatan literasi keamanan digital di Indonesia kembali diperkuat melalui kampanye kesadaran publik yang digagas WhatsApp bersama Kementerian Komunikasi dan Digital RI, Kementerian Perdagangan RI, serta Direktorat Tindak Pidana Siber Polri.
 
Kampanye tersebut dipublikasikan melalui halaman Facebook Indonesia dan bertujuan membantu masyarakat mengenali maraknya modus penipuan pesan yang menyasar pengguna digital, terutama lewat aplikasi perpesanan.
 
Kampanye ini mengajak masyarakat untuk selalu berhenti sejenak dan bertanya, “Apakah ini resmi?” sebelum merespon pesan mencurigakan. Modus penipuan digital terus berkembang, dan pelaku kejahatan siber semakin mengasah cara mereka menipu calon korban.

Pesan yang dikirimkan umumnya dirancang sedemikian rupa sehingga terlihat meyakinkan, mendesak, atau seolah berasal dari sumber resmi. Dalam kampanye tersebut, WhatsApp dan lembaga pemerintah menguraikan 5 jenis penipuan pesan paling umum yang saat ini beredar luas dan perlu diwaspadai oleh seluruh pengguna.
 

1. Pengambilalihan Akun

Modus ini menargetkan akses pengguna terhadap akun pribadi mereka, terutama akun WhatsApp. Pelaku biasanya mencoba mencuri kode verifikasi enam digit atau mengarahkan korban mengklik tautan berbahaya yang dapat menyusup ke akun.
 
Kampanye menegaskan bahwa pengguna wajib mengaktifkan fitur Verifikasi Dua Langkah menggunakan PIN enam digit untuk meminimalkan risiko. Selain itu, pengguna diimbau tidak pernah membagikan kode pendaftaran kepada siapa pun dan rutin memeriksa perangkat yang terhubung agar tidak ada akses asing.
 

2. Lowongan Kerja Palsu

Penipuan ini memanfaatkan kebutuhan kerja banyak orang dengan menawarkan lowongan fiktif, umumnya menjanjikan gaji tinggi untuk tugas yang sangat sederhana. Korban kemudian diarahkan untuk bergabung ke grup tertentu atau memberikan data pribadi.
 
Kampanye menyarankan pengguna untuk selalu memblokir dan melaporkan nomor mencurigakan, mengabaikan panggilan tidak dikenal, serta memeriksa kesesuaian kartu konteks agar dapat memastikan bahwa grup atau kontak tersebut benar-benar terpercaya dan berasal dari negara yang sesuai.
 

3. Peniruan Identitas

Penipu dalam kategori ini berpura-pura menjadi seseorang yang dikenal korban, bisa sebagai kerabat, teman, rekan kerja, bahkan akun lembaga resmi. Penipu bertujuan untuk memancing korban agar percaya lalu memberikan informasi pribadi.
 
Dengan demikian, pengguna diminta lebih berhati-hati karena nama atau foto yang dikenal tidak menjamin keaslian akun. Pengaturan privasi perlu diperketat, seperti membatasi pengguna lain yang dapat melihat foto profil dan menambahkan ke grup. Membaca kartu kontak juga menjadi langkah vital untuk mengecek apakah akun tersebut asli atau tidak.
 

4. Penipuan Investasi

Penipuan investasi biasanya mengiming-imingi keuntungan besar dalam waktu singkat atau peluang eksklusif yang tampak luar biasa. Pesan yang diterima bisa datang dalam bentuk ajakan masuk grup investasi atau tawaran dari seseorang yang mengaku sebagai mentor finansial.
 
Kampanye merekomendasikan pengguna untuk langsung memblokir kontak tersebut, mengabaikan panggilan asing, dan mengatur pengguna layanan perpesanan lain yang berhak memasukkan mereka ke dalam grup.
 

5. Penipuan Asmara

Modus penipuan asmara atau romance scam memanfaatkan kedekatan emosional yang dibangun pelaku dengan korban. Setelah mendapatkan kepercayaan, pelaku akan mulai meminta uang atau data sensitif.
 
Pengguna disarankan untuk tidak pernah mengirim uang kepada orang yang tidak pernah ditemui secara langsung. Selain itu, verifikasi identitas sangat disarankan sebelum membalas pesan dari seseorang yang baru dikenal secara online.
 
Sebagai informasi, kampanye WhatsApp dan lembaga pemerintah menekankan satu prinsip kunci yaitu selalu berhenti dan mempertanyakan pesan yang diterima benar-benar resmi. Sikap ini penting karena sebagian besar penipuan bergantung pada keputusan impulsif korban.
 
Dengan memeriksa ulang sumber pesan, membaca kartu konteks, membatasi pengaturan privasi, serta memanfaatkan fitur keamanan seperti verifikasi dua langkah, maka risiko menjadi korban penipuan dapat ditekan secara signifikan.
 
Upaya bersama antara platform teknologi dan lembaga pemerintah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya penipuan digital yang semakin canggih. Melalui edukasi, pengguna Indonesia diharapkan lebih siap menghadapi taktik manipulatif pelaku serta melindungi informasi pribadi dan keuangan mereka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan