Hal tersebut terlihat dari jumlah serangan malware yang terus meningkat pesat. Check Point mengungkapkan adanya 106 serangan malware ke berbagai organisasi setiap jamnya. Jumlah tersebut meningkat pesat hingga 48 kali lipat jika dibandingkan dengan laporan tahun 2013 yang hanya 2,2 kali per jam. Check point juga mengungkapkan bahwa 83 persen organisasi telah terinfeksi bot pada tahun 2014 sendiri. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat di tahun ini.
Selain ancaman malware, Check Point juga mengungkapkan bahwa perangkat mobile merupakan salah satu titik kelemahan dalam rantai keamanan. Hal tersebut dikarenakan perangkat mobile dapat menyediakan akses langsung yang lebih mudah ke aset-aset organisasional dibandingkan titik-titik intrusi lainnya. Dari penelitian yang dilakukannya, Check Point menemukan bahwa sebuah organisasi dengan lebih dari 2.000 perangkat yang terhubung ke jaringannya memiliki kemungkinan sebesar 50 persen bahwa di dalamnya terdapat setidaknya enam perangkat mobile yang tengah dibidik atau telah terinfeksi.
Perangkat mobile juga bukan satu-satunya titik yang menjadi ancaman utama yang ditemukan oleh Check Point. Aplikasi yang sering digunakan di kalangan organisasi juga merupakan salah satu titik ancaman keamanan utama yang dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh para hacker. Tingginya ketergantungan organisasi pada aplikasi juga memperbesar ancaman di titik tersebut.
"Hanya dengan mempersenjatai diri lalu dikombinasi dengan pengetahuan dan solusi keaman yang kuat, organisasi dapat benar-benar melindungi diri dari ancaman yang terus berkembang tersebut. Dengan memiliki keamanan seperti tersebut di atas sebagai aset penting bagi perusahaan, Anda akan memiliki keamanan yang memiliki kesanggupan. Anda juga akan membuka peluang inovasi dan memiliki sebuah lingkungan yang mendukung performa dan produktifitas tinggi," ujar Amnon Bar-Lev, President Check Point Software Technologies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News