“Hasil studi ini juga menyoroti perubahan lanskap dan kebutuhan pendidikan, termasuk bagaimana orang tua mendefinisikan pembelajaran dan pandangan mereka tentang penggunaan teknologi dalam pendidikan,” ujar Managing Director HP Indonesia Fiona Lee.
Studi ini mengungkap bahwa orang tua melihat penggunaan teknologi dapat memperluas pembelajaran. Responden studi juga menganggap bahwa perangkat digital sesuai untuk menumbuhkan kemampuan berpikiran logis dan kreatif.
Sementara itu, sebanyak 87 persen orang tua merasa nyaman dengan lebih banyak memanfaatkan teknologi dalam aktivitas belajar anak. Orang tua juga menilai bahwa sekolah dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih baik untuk mengembangkan keterampilan masa depan anak.
Orang tua juga meyakini bahwa materi cetak merupakan media penting dalam pembelajaran taktil serta membantu meningkatkan kreativitas. Materi cetak dinilai bermanfaat untuk mengasah ingatan dan melatih konsentrasi anak.
Studi ini juga mengungkap bahwa sekitar 82 persen orang tua lebih menyukai pembelajaran taktil atau hands-on. Sedangkan 75 persen orang tua percaya bahwa materi cetak juga dapat merangsang atau meningkatkan kreativitas dan 71 persen percaya anak mengingat informasi lebih baik saat belajar dari materi cetak.
Orang tua responden studi ini juga disebut memiliki preferensi lebih kuat untuk memanfaatkan materi cetak dan perangkat digital untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemecahan masalah, mengembangkan keterampilan interpersonal, dan pemikiran kreatif sebagai bagian penting dari pendidikan komprehensif.
Sebagai informasi, responden studi merupakan orang tua milenial dengan rentang usia dari 25 tahun hingga 42 tahun, dengan minimal satu anak berusia di bawah 12 tahun. Penelitian ini ditargetkan pada lima kota besar di Indonesia, dengan jumlah sampel sebanyak 500 responden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News