Banyak mitos mengenai perkembangan teknologi layar AMOLED (Active Matrix Organic Light-Emitting Diode) yang semakin populer.
Banyak mitos mengenai perkembangan teknologi layar AMOLED (Active Matrix Organic Light-Emitting Diode) yang semakin populer.

Tips & Trik

Layar AMOLED Gampang Rusak? Saatnya Bongkar Mitos dan Faktanya

Arif Wicaksono • 29 Juli 2025 07:24
Jakarta: Banyak mitos mengenai perkembangan teknologi layar AMOLED (Active Matrix Organic Light-Emitting Diode) yang semakin populer.
 
Tampilan warnanya yang memukau, kontras yang tajam, dan hitam yang benar-benar pekat sering jadi daya tarik utama. 
 
Namun, beredar pula berbagai anggapan miring yang menyebut layar AMOLED itu ringkih dan mudah rusak. 

Benarkah demikian? Ini beberapa mitos seputar layar AMOLED yang belum terjamin kebenaranya. 
 

1. Mitos Layar AMOLED Pasti Kena "Burn-in" Permanen

Anggapan ini memang punya dasar historis, tapi sudah jauh berbeda dengan kondisi teknologi saat ini. 
 
Burn-in, yaitu bayangan permanen dari gambar statis yang tertinggal di layar, memang menjadi salah satu kelemahan teknologi AMOLED.
 
Ini terjadi karena piksel organik pada layar AMOLED bisa menurun performanya jika menampilkan gambar statis terlalu lama, seperti ikon atau bilah navigasi.
 
Namun, teknologi AMOLED modern telah dilengkapi fitur mitigasi, seperti pixel shifting atau pengaturan kecerahan otomatis, yang mengurangi risiko burn-in. Selain itu, pengguna bisa mencegahnya dengan mengurangi kecerahan layar, menggunakan mode gelap, atau mengaktifkan fitur screen timeout lebih cepat.
 

2. Mitos AMOLED Gampang Tergores Dibanding LCD

Teknologi OLED kerap dianggap ebih rentan terhadap kerusakan fisik dibandingkan LCD. 
Padalah kekuatan fisik layar terhadap benturan tergantung pada lapisan kaca pelindung di atas panelnya, bukan pada jenis panelnya.
 
Kaca pelindung tangguh seperti Corning Gorilla Glass (berbagai generasi), Dragontrail Glass, atau sejenisnya lebih menentukan ketahanan layar. Ketahanan layar kamu terhadap pecah atau goresan ditentukan oleh kualitas kaca pelindung dan desain bodi perangkat, bukan oleh jenis layarnya.
 

3. Mitos layar AMOLED Cepat Rusak Jika Terkena Air

Layar AMOLED itu tak rentan terhadap air. Kerusakan akibat air pada ponsel lebih berkaitan dengan rating ketahanan air (IP rating) dari seluruh perangkat, bukan hanya layarnya.
Banyak ponsel dengan layar AMOLED kini sudah bersertifikasi IP68, yang menandakan ketahanan terhadap debu dan rendaman air pada kedalaman tertentu. 
 
Namun fitur ini tak akan mempan jika air masuk dan merusak komponen internal, itu karena segel perangkat yang bocor.
 

4. Mitos AMOLED Lebih Boros Baterai

Mitos ini salah karena efisiensi energi justru menjadi salah satu keunggulan utama AMOLED. Berbeda dengan LCD yang lampu latarnya selalu menyala penuh untuk semua piksel, AMOLED hanya menyalakan piksel yang diperlukan untuk menampilkan warna.
 
Piksel hitam pekat pada layar AMOLED bisa mati total dan tidak mengonsumsi daya untuk menghemat baterai. Inilah mengapa menggunakan mode gelap (dark mode) pada perangkat AMOLED bisa sangat menghemat baterai, terutama di aplikasi dengan latar belakang hitam. 
 

5. Mitos Layar AMOLED Tidak Awet

Umur komponen organik pada layar AMOLED secara alami akan menurun seiring waktu. 
Namun, ini adalah proses yang sangat lambat dan dengan penggunaan normal, layar AMOLED modern bisa bertahan bertahun-tahun tanpa masalah berarti.Produsen terus berinovasi dalam material AMOLED, meningkatkan daya tahan dan masa pakainya. 
 
Kekhawatiran tentang umur layar yang pendek kini sudah sangat berkurang. Kunci keawetannya adalah merawat perangkat dengan baik dan menghindari kondisi ekstrem seperti paparan sinar matahari langsung dalam waktu sangat lama. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan