Ilustrasi: Unisu Jepara
Ilustrasi: Unisu Jepara

Serangan Ransomware Asahi Soroti Peningkatan Risiko Siber Sektor Manufaktur

Mohamad Mamduh • 10 Oktober 2025 08:52
Jakarta: Raksasa bir Jepang, Asahi, baru-baru ini mengungkapkan insiden serangan ransomware yang menyebabkan gangguan sistem dan penutupan pabrik di Jepang.
 
Insiden ini menjadi pengingat serius akan semakin meningkatnya ancaman siber yang dihadapi sektor manufaktur di Asia, demikian komentar dari Takanori Nishiyama, SVP APAC & Japan Country Manager, Keeper Security.
 
Serangan ransomware terus menjadi masalah utama di kawasan Asia-Pasifik dan seluruh dunia. Kasus Asahi menunjukkan bagaimana lingkungan produksi dan rantai pasokan yang semakin terdigitalisasi menjadi sasaran empuk bagi para penjahat siber. Mereka mengeksploitasi sistem lawas, titik akhir yang tidak terpantau, dan akun istimewa untuk mengganggu operasional dan memeras pembayaran.

Asahi mengonfirmasi bahwa ransomware menyebabkan kegagalan sistem yang memengaruhi pemrosesan pesanan, pengiriman, dan layanan pelanggan di anak perusahaan domestiknya. Meskipun operasional internasional tidak terpengaruh, perusahaan melaporkan pencurian data dari server yang disusupi dan masih terus menilai cakupan pelanggaran tersebut.
 
Nishiyama menyoroti bahwa insiden seperti ini menggambarkan tantangan yang konsisten di seluruh manufaktur Asia-Pasifik: ransomware dapat menghentikan lini produksi, menunda pengiriman, dan memengaruhi kontinuitas pasokan global.
 
Kredensial yang disusupi dan penyalahgunaan akun istimewa terus menjadi salah satu titik masuk paling umum untuk serangan semacam itu. Hal ini menjadikan manajemen identitas dan akses sebagai komponen penting dari setiap strategi pertahanan.
 
Untuk memitigasi risiko ini, organisasi harus mengadopsi arsitektur zero-trust yang mengasumsikan tidak ada kepercayaan implisit dan terus-menerus memverifikasi setiap pengguna, perangkat, dan koneksi sistem.
 
Manajemen akses istimewa memainkan peran sentral dalam model ini, memungkinkan organisasi untuk mengamankan akun administratif, menegakkan kebijakan hak istimewa paling rendah, dan memantau akses ke sistem sensitif secara real-time.
 
Sama pentingnya adalah memprioritaskan solusi keamanan yang menggunakan enkripsi zero-knowledge. Ini memastikan bahwa bahkan penyedia layanan pun tidak dapat melihat atau mengakses kredensial yang tersimpan, menghilangkan potensi risiko orang dalam dan meminimalkan paparan jika terjadi pelanggaran.
 
Insiden Asahi adalah pengingat yang jelas bahwa ketahanan operasional kini bergantung pada ketahanan keamanan siber. Keduanya harus berkembang bersama seiring dengan terus berlanjutnya transformasi digital sektor industri Jepang.
 
Perusahaan-perusahaan di seluruh Asia didesak untuk mengevaluasi kembali postur keamanan siber mereka dan berinvestasi dalam langkah-langkah proaktif untuk melindungi aset digital mereka dari ancaman yang terus berkembang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan