Jakarta: DeepSeek AI asal Tiongkok diakui memiliki inovasi yang selama ini sulit dicapai oleh perusahaan teknologi AI asal Amerika Serikat. Namun pihak Amerika tampaknya masih tidak terima atas kesan bahwa mereka kalah dari Tiongkok dalam persaingan teknologi AI tersebut.
Amerika Serikat dilaporkan akan melakukan investigasi terhadap bisnis Nvidia. DeepSeek AI yang diklaim diciptakan dengan GPU milik Nvidia dari seri low-end atau rendah tidak sepenuhnya dipercaya oleh Amerika Serikat.
DeepSeek R1, Large Language Model milik DeepSeek sebelumnya disebut diciptakan pada GPU Nvidia H800 untuk melatih model V3 dengan 671 miliar parameter dalam waktu dua bulan atau setara 2,8 juta GPU per jam.
Meta (Facebook) sendiri membutuhkan kemampuan komputasi 11 kali lipat untuk melatih model Llama 3 dengan 405 miliar parameter menggunakan spesifikasi tinggi Nvidia H100 sebanyak 16.384 unit dengan waktu 54 hari.
Pada embargo Amerika terhadap Tiongkok, mereka melarang seluruh perusahaan teknologi yang berbasis di Amerika melakukan bisnis dengan perusahaan asal Tiongkok. Nah, pihak Amerika Serikat curiga bahwa ada loophole atau celah yang dimanfaatkan oleh Tiongkok untuk bisa mendapatkan komponen teknologi dari ‘barat’.
Dikutip dari situs Tom’s Hardware, Amerika menaruh curiga bahwa bisnis Nvidia di kawasan Singapura memiliki celah di mana Tiongkok berhasil mendapatkan produk buatan Nvidia. Di sisi lain, laporan keuangan Nvidia menyebut bahwa ada peningkatan pendapatan 9-22 persen selama dua tahun dari negara ini.
Pihak Amerika Serikat melalui FBI tidak percaya akan kehebatan DeepSeek AI sehingga mereka menaruh curiga pada pihak ketiga yang mengatur bisnis Nvidia di Singapura. Di sisi lain Singapura memang bukan termasuk dalam daftar negara yang dilarang berbisnis dengan Tiongkok oleh Amerika.
Nvidia sejauh ini memberikan pernyataan bahwa pendapatan berasal dari kawasan Singapura tidak mengindikasikan adanya kaitan dengan penjualan ke Tiongkok. Laporan finansial Nvidia juga disebut tidak pernah mencantumkan lokasi pengiriman paling banyak produk mereka.
Kesuksesan inovasi DeepSeek AI dan dampaknya dalam merontokan saham perusahaan teknologi di Amerika benar-benar membuat pemerintah Amerika Serikat panik.
Amerika Serikat dilaporkan akan melakukan investigasi terhadap bisnis Nvidia. DeepSeek AI yang diklaim diciptakan dengan GPU milik Nvidia dari seri low-end atau rendah tidak sepenuhnya dipercaya oleh Amerika Serikat.
DeepSeek R1, Large Language Model milik DeepSeek sebelumnya disebut diciptakan pada GPU Nvidia H800 untuk melatih model V3 dengan 671 miliar parameter dalam waktu dua bulan atau setara 2,8 juta GPU per jam.
Meta (Facebook) sendiri membutuhkan kemampuan komputasi 11 kali lipat untuk melatih model Llama 3 dengan 405 miliar parameter menggunakan spesifikasi tinggi Nvidia H100 sebanyak 16.384 unit dengan waktu 54 hari.
Pada embargo Amerika terhadap Tiongkok, mereka melarang seluruh perusahaan teknologi yang berbasis di Amerika melakukan bisnis dengan perusahaan asal Tiongkok. Nah, pihak Amerika Serikat curiga bahwa ada loophole atau celah yang dimanfaatkan oleh Tiongkok untuk bisa mendapatkan komponen teknologi dari ‘barat’.
Dikutip dari situs Tom’s Hardware, Amerika menaruh curiga bahwa bisnis Nvidia di kawasan Singapura memiliki celah di mana Tiongkok berhasil mendapatkan produk buatan Nvidia. Di sisi lain, laporan keuangan Nvidia menyebut bahwa ada peningkatan pendapatan 9-22 persen selama dua tahun dari negara ini.
Pihak Amerika Serikat melalui FBI tidak percaya akan kehebatan DeepSeek AI sehingga mereka menaruh curiga pada pihak ketiga yang mengatur bisnis Nvidia di Singapura. Di sisi lain Singapura memang bukan termasuk dalam daftar negara yang dilarang berbisnis dengan Tiongkok oleh Amerika.
Nvidia sejauh ini memberikan pernyataan bahwa pendapatan berasal dari kawasan Singapura tidak mengindikasikan adanya kaitan dengan penjualan ke Tiongkok. Laporan finansial Nvidia juga disebut tidak pernah mencantumkan lokasi pengiriman paling banyak produk mereka.
Kesuksesan inovasi DeepSeek AI dan dampaknya dalam merontokan saham perusahaan teknologi di Amerika benar-benar membuat pemerintah Amerika Serikat panik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News