Menyadari hal ini, Lazada mengambil langkah proaktif melalui pendekatan menyeluruh yang menggabungkan teknologi canggih, kemitraan strategis, dan kebijakan tegas perusahaan.
Stephanie Gunawan, Head of Business Risk Lazada Indonesia, menegaskan bahwa sebagai pelopor e-commerce di Asia Tenggara, Lazada sangat menyadari pentingnya menciptakan lingkungan belanja online yang aman, terpercaya, dan bebas dari barang palsu.
"Karena itu, Lazada terus berinvestasi dalam teknologi dan program perlindungan merek untuk mendukung baik konsumen maupun mitra brand kami," ujarnya dalam siaran pers yang dirilis pada 29 April 2025.
Lazada menerapkan enam langkah strategis dalam memberantas produk palsu. Pertama, fitur Lazada IPP (Intellectual Property Protection) memungkinkan pemilik merek dan pemegang hak kekayaan intelektual untuk melaporkan produk mencurigakan dengan mudah. Setiap laporan akan ditindaklanjuti dengan cepat dan produk yang terbukti melanggar akan dihapus dari platform.
Kedua, Lazada menggunakan teknologi canggih berbasis artificial intelligence (AI) dan machine learning untuk mendeteksi ciri-ciri produk atau pola listing yang melanggar ketentuan. Teknologi ini membantu menyaring ribuan listing setiap harinya untuk memastikan penawaran produk sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Ketiga, LazMall hadir sebagai kanal khusus produk autentik yang menampilkan produk dari brand resmi atau distributor dan reseller yang telah terverifikasi. Konsumen juga dilindungi oleh kebijakan pengembalian barang hingga 30 hari, memberikan rasa aman dan nyaman saat berbelanja. Fitur pengembalian barang yang mudah di aplikasi Lazada semakin meningkatkan kepercayaan konsumen.
Keempat, Lazada menerapkan proses seleksi dan verifikasi yang ketat terhadap calon penjual, terutama untuk produk dalam kategori risiko tinggi. Penjual yang melanggar kebijakan keaslian produk akan dikenai sanksi tegas, mulai dari penghapusan produk hingga penutupan toko permanen.
Kelima, Lazada aktif menjalin kerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait seperti Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) untuk memastikan keselarasan dengan regulasi nasional. Kolaborasi dengan industri dan asosiasi juga dilakukan untuk mengedukasi penjual dan konsumen.
"Kami juga mendorong dan terus berkoordinasi dengan para pemilik brand untuk segera melaporkan kepada kami apabila menemukan produk palsu atau yang melanggar hak cipta dari pemilik brand agar bisa segera kami tindaklanjuti dengan delik aduan," tambah Stephanie.
Keenam, Lazada secara rutin mengedukasi pengguna untuk mendorong pembelian produk asli dan melaporkan listing produk yang mencurigakan melalui kampanye dan konten media di berbagai kanal komunikasi.
Sebagai hasil dari upaya tersebut, Lazada menyelesaikan hingga ribuan kasus dugaan pelanggaran kebijakan setiap bulannya. "Dengan dukungan teknologi canggih di Lazada, kami akan terus memperkuat sistem pengawasan di platform demi menjaga keamanan dan kenyamanan ekosistem Lazada."
"Kami juga mengimbau para konsumen di Indonesia untuk memilih produk-produk orisinal, seperti yang tersedia di kanal LazMall di aplikasi Lazada, sebagai bagian dari upaya bersama memerangi produk palsu," tutup Stephanie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News